Pakar IDI Ungkap 5 Jenis 'Obat' COVID-19, Wajib Catat!

Ilustrasi obat COVID-19.
Sumber :
  • Health Europa

VIVA – Ketua Satuan Gugus Tugas COVID-19 Ikatan Dokter Indonesia (IDI), Prof. Zubairi Djoerban menyebut bahwa tak ada satupun vitamin dan suplemen yang ampuh obati dan mencegah COVID-19. Hanya saja, beberapa suplemen membantu imunitas sehingga proses penyembuhan menjadi lebih cepat.

How an App Became Indonesia's Essential Weapon Against Covid-19

Selain itu, beberapa obat juga mampu memberi manfaat bagi pasien COVID-19 dengan gejala ringan hingga berat. Terlebih, beberapa jenis obat juga sudah digunakan dan terbukti memberi kesembuhan bagi pasien.

Prof Zubairi menyebut bahwa suplemen seperti vitamin D memang baik untuk meningkatkan imunitas, namun belum terbukti berkhasiat meredam infeksi COVID-19. Untuk itu, ia lebih menyarankan agar konsultasi terlebih dahulu dan memakai obat yang telah mendapat persetujuan WHO serta terbukti dalam banyak penelitian.

Harvey Moeis Klaim Dana CSR Smelter Swasta Dipakai untuk Bantuan COVID-19

Apa saja jenis obatnya? Berikut rangkumannya dikutip dari akun twitter @ProfZubairi.

Heparin

Jangan Tertipu! Waspada Penipuan Berkedok Lowongan Kerja Remote, Ini Ciri-Cirinya

Untuk pasien COVID-19 yang dirawat di rumah sakit pemberian heparin prophylaxis ini amat bermanfaat. Obat ini sudah banyak digunakan karena bisa mengatasi dan mencegah penggumpalan darah yang dialami sejumlah pasien COVID-19.

Dexamethasone

Obat yang kedua adalah dexamethasone. Obat ini juga sempat booming di awal pandemi, namun saat itu tak boleh digunakan lantaran masih dalam proses uji coba.

Setelah diteliti, obat ini bermanfaat untuk pasien COVID-19 dengan saturasi oksigen yang rendah. Selain itu, dexamethasone juga baik dikonsumsi bagi yang sedang memerlukan ventilator saat rawat inap di rumah sakit.

"Penelitian Universitas Oxford juga mengungkap dexamethasone itu bisa mengurangi sepertiga kematian pasien yang menggunakan ventilator," tuturnya.

Obat 'Sendi'

Lainnya yang terbukti bermanfaat untuk pasien COVID-19 adalah dua obat yang baru-baru ini direkomendasikan WHO, yaitu tocilizumab dan sarilumab.

"Obat ini sering digunakan untuk pengobatan peradangan sendi, rheumatoid arthritis, salah satu jenis penyakit autoimun," kata Prof Zubairi.

Obat anti virus

Ada lagi yang namanya remdesivir dan favipiravir untuk pengobatan pasien COVID-19 dengan gejala berat. Keduanya telah mendapat persetujuan dari Badan Pengawas Obat dan Makanan RI sebagai penggunaan obat dengan izin edar darurat.

Plasma Convalescent

Untuk pasien gejala menengah ada juga yang namanya Plasma Convalescent, yang bermanfaat namun banyak syaratnya. Selain itu, bagi masyarakat diharapkan mampu meningkatkan daya tahan tubuh dengan berbagai cara, tidak hanya dengan konsumsi suplemen maupun susu 'steril'

"Seperti melakukan olahraga teratur, berhenti minum alkohol dan merokok, tidur cukup dan mengonsumsi makanan bergizi. Demikian," tuturnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya