Bukan Susu Beruang, Peneliti Ungkap ASI yang Mampu Lawan COVID-19
- Pixabay/falovelykids
VIVA – Belakangan, viral video yang menunjukkan orang-orang panic buying susu beruang karena diklaim bisa membunuh virus corona alias COVID-19.
Padahal belum ada penelitian atau uji klinis yang membuktikan kebenaran klaim tersebut. Fakta menyebutkan bahwa bukan susu kaleng itu yang berpotensi membunuh virus corona, melainkan air susu ibu atau ASI.
Dikutip laman Times of India, para peneliti di seluruh dunia terus mencari obat yang mampu membunuh COVID-19 dan menghentikan penyebarannya.
Mereka pun melakukan penelitian pada ASI yang disebut punya potensi untuk melawan virus mematikan itu.
Alasannya, hingga kini ASI belum pernah diteliti dalam upaya melawan strain virus, termasuk virus SARS dan MERSA.
ASI memiliki banyak sekali manfaat dan disebut sebagai salah satu makanan paling bergizi bagi bayi. ASI mengandung beberapa antibodi, yang membantu bayi tumbuh dan mampu melawan virus, kuman penyebab sakit, dan mengurangi risiko infeksi serta alergi lainnya.
ASI juga mengandung kolostrum yang kaya akan protein. Nilai tambah lainnya, karena ASI steril secara alami maka ia bebas dari segala bahaya.
Para peneliti pun mencoba mempelajari efek yang sama, mengingat antibodi dalam ASI bisa secara optimal melindungi dari penyakit karena berasal hanya dari darah.
Bahkan, berperan sebagai pelindung, ASI mungkin bisa menambah imunitas jangka pendek dalam tubuh. Ibu menyusui sudah memproduksi antibodi yang bertindak melawan flu dan penyakit infeksi lainnya, yang kemudian diberikan kepada bayinya.
Untuk cara yang sama, ASI dari sampel yang diberikan para ibu diperiksa untuk kemungkinan melawan infeksi COVID-19, ketahanannya dan kelas antibodi yang ada di dalam susu.
Salah satu peneliti utama, Rebecca Powell yang berbasis di New York City, Amerika Serikat, yakin bahwa menyusui ASI bisa menyelamatkan banyak anak-anak dari infeksi penyakit ini.
Ibu-ibu menyusui kemungkinan sudah membangun antibodi sebagai respons terhadap virus, dimana ASI mereka akan diberikan kepada bayi mereka. Baik wanita itu positif COVID-19 atau tidak, jika dia sudah terpapar dan dalam keadaan sehat, artinya tubuhnya sudah bereaksi dan menciptakan antibodi.
Antibodi tersebut kemungkinan akan diberikan melalui ASI untuk melindungi bayi mereka melawan penyakit itu.
Selain itu, antibodi yang memiliki tambahan gizi bisa membantu melawan beberapa efek samping yang berkaitan dengan gejala COVID-19.
Meski begitu, Rebecca Powell memperingatkan bahwa dia tidak membicarakan mengenai orang-orang yang membeli ASI lewat internet kemudian meminumnya.
"Aku tidak merekomendasikan siapapun membeli cairan tubuh secara online dan mengonsumsinya. Cairan tubuh apapun juga bisa membawa penyakit lain. Aku membicarakan mengenai memurnikan antibodi spesifik dari susu dan menggunakannya untuk terapi," jelasnya dikutip laman Forbes.