Kasus COVID-19 Melonjak, dr Reisa: Hand Sanitizer Jangan Asal Semprot

Ilustrasi cuci tangan/hand sanitizer.
Sumber :
  • Freepik/freepik

VIVA – Juru Bicara Pemerintah untuk COVID-19 dan Duta Adaptasi Kebiasaan Baru dr Reisa Broto Asmoro mengatakan, situasi darurat COVID-19 tidak dapat dihentikan hanya oleh tindak satu dua orang. Tapi, aksi nyata kecil dengan mengetatkan disiplin protokol kesehatan.

Selain itu, mematuhi aturan pembatasan mobilitas dan di rumah saja, berani dan menyegerakan dites saat demam, batuk, pilek atau kontak erat dengan kasus positif. Jujur saat ditelusuri petugas pelacak kasus, melaporkan diri ke puskesmas akan berujung pada keberhasilan mengendalikan penularan virus Sars Cov-2 varian yang berbahaya ini dan PPKM Darurat dapat selesai.

"Satu tindakan kecil kita berarti ribuan, bahkan jutaan nyawa selamat dan kembali beraktivitas dengan sehat. Mari tunjukkan peran kita sebagai warga negara yang peduli untuk saling melindungi," ujar dokter Reisa, dikutip dari keterangan persnya.

Dia mengungkapkan, COVID-19 paling mudah menular pada kondisi ruangan tertutup, kesempatan pertemuan panjang (lebih 15 menit), dan interaksi jarak dekat, keramaian. Begitu juga aktivitas lainnya yang membuka risiko penyebaran percikan droplet seperti bernyanyi, berbicara, tertawa, terutama pada saat tidak memakai masker saat berinteraksi dengan orang lain.

"Maka penggunaan masker dengan benar dan konsisten adalah protokol kesehatan paling minimal yang perlu diterapkan semua orang saat ini, sekarang juga tanpa terkecuali," ujar dr Reisa.

Dia menjelaskan, jenis masker yang lebih baik dalam melindungi adalah masker bedah sekali pakai dan lebih baik lagi masker N95. dr Reisa juga menyampaikan, untuk saat ini penggunaan masker sekali pakai sebanyak dua lapis merupakan pilihan yang terbaik. Tujuannya menurunkan risiko droplet atau percikan air masuk ke rongga mulut dan hidung.

Dia pun menunjukkan cara memakai dua masker. “Pertama bersihkan tangan terlebih dahulu, gunakan masker bedah sebagai lapisan pertama. Pastikan kawat tipis yang terdapat di bagian atas masker bedah ditekan ke arah wajah sehingga bentuknya mengikuti bentuk hidung. Kemudian lapisi dengan masker kain yang terdiri dari 3 lapis kain," kata dr Reisa.

Dia mengingatkan, pakailah masker kain yang ukurannya pas. Pastikan tali atau karet masker kain dikaitkan dengan baik pada telinga atau diikat di bagian belakang kepala. Coba hembuskan napas dan rasakan apakah masih ada udara yang mengalir dari sisi atas dan sisi samping masker. "Bila masih ada, atur kembali posisi dan kekencangan masker," tuturnya.

INFOGRAFIK: PBB Puji Keberhasilan Indonesia Atasi Covid-19

dr Reisa menambahkan, pastikan tetap bisa bernapas dengan nyaman dan tidak merasa pusing atau berkunang-kunang karena pemakaian dua masker ini. Ganti setiap empat jam sekali hanya buka apabila tidak ada orang lain yang berjarak dua meter dan selalu cuci tangan sebelum dan sesudah membuka masker.

Dia melanjutkan, masker bedah harus dibuang setelah sekali pakai, meski ditutupi masker kain. Sementara itu, masker kain masih bisa digunakan kembali, tetapi harus dicuci terlebih dulu sampai bersih.

'Mainan' di Rutan KPK, Cabup Pekalongan Dilempar Tongkat dan Asal-usul COVID-19

Selain memakai masker, masih menurut dr Reisa, mencuci tangan dengan sabun atau hand sanitizer haruslah dilakukan berulang kali terutama setelah menyentuh benda yang disentuh orang lain seperti gagang pintu atau pegangan tangga. Menyentuh daerah wajah dengan tangan perlu dihindari. 

“Dan ingat pakai hand sanitizer bukan asal basah atau asal semprot. Tetap lakukan enam langkah seperti mencuci tangan dengan air dan sabun. Pastikan merata ke semua bagian tangan dan jari-jari," ujar dr Reisa.

Misteri Asal-usul COVID-19 Mulai Terkuak, Ini Temuan Para Ilmuwan

Dia juga mengatakan, cuci tangan dengan sering, membunuh ribuan kuman yang ada di tangan. Bukan saja terlindungi dari COVID-19, juga dari bakteri virus lainnya yang saat ini juga masih ada.

Dan tak kalah penting, dr Reisa meminta masyarakat untuk beraktivitas dari rumah saja. Berinteraksi hanya dengan orang-orang yang tinggal serumah adalah pilihan paling aman. Jika harus meninggalkan rumah, maka upayakan jarak minimal 2 meter dalam berinteraksi dengan orang lain.

Kalaupun harus kontak dengan orang lain, perhatikan ventilasi udara, durasi, dan jarak interaksi untuk meminimalkan risiko penularan. Usahakan di ruang terbuka dengan sirkulasi udara yang bagus.

 "Jangan berlama-lama, to the point langsung ke inti interaksi atau percakapan dan selalu jaga jarak," tegasnya.

Sementara bagi yang harus berkantor, dr Reisa mengingatkan, pastikan jadwal dan kategori industri dan pelayanan sesuai aturan pemerintah dalam masa PPKM Darurat dan bergantian atau menerapkan rotasi. Ruangan kantor harus selalu disemprot disinfektan diupayakan untuk memiliki ventilasi udara yang baik.

"Buka pintu dan jendela. Jika pintu atau jendela tidak dapat dibuka, maka air purifier dengan hepa filter dapat digunakan di dalam ruangan," kata dr Reisa.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya