Sudah Sembuh COVID-19 Tapi CT Value Masih Tinggi, Apa Artinya?

Ilustrasi pekerja mengikuti tes swab COVID-19
Sumber :
  • Irfan/ VIVA.co.id

VIVA – Jumlah kasus COVID-19 di Indonesia selama beberapa hari terakhir menunjukkan angka kenaikan. Para pasien positif harus memenuhi beberapa kriteria untuk dinyatakan sembuh dari penyakit ini.

Pasien yang sudah menjalani karantina selama 14 hari dinyatakan sembuh. Namun, ada pula yang menyebut mereka yang sembuh dari COVID-19 tapi CT value mereka tinggi.

Spesialis penyakit dalam, dr. Robert Sinto, SpPD K-PTI dalam program Hidup Sehat Plus tvOne menjelaskan, seseorang dapat dinyatakan sembuh dari COVID-19 bergantung pada tingkat atau derajat keparahannya.

"Kalau dilihat dari Kemenkes terbagi apakah gejala berat, ringan atau tidak bergejala. Kalau tidak bergejala, gejala ringan, sampai gejala sedang tidak perlu tes swab yang konversi negatif untuk menyatakan yang bersangkutan selesai isolasi dan sembuh, cukup gejala selesai dalam kurun waktu 14 hari sesudah pertama kali gejala muncul atau swab positif pertama," kata dia, Jumat 2 Juli 2021.

Robert melanjutkan, bagi yang bergejala berat dinyatakan selesai isolasi dan sembuh apabila gejala tidak ada lagi dan swab sudah konversi negatif.

Di awal pandemi, untuk menyatakan seseorang yang telah terpapar COVID-19 sembuh adalah hasil konversi negatif dari swab PCR.

Namun, ada penelitian yang menunjukkan bahwa sesudah 14 hari sebetulnya orang yang ditemukan struktur virus di tubuhnya sudah tidak menularkan lagi.

"Dalam pengertian itu Kementerian Kesehatan berani menyusun sesudah 14 hari yang bersangkutan bisa selesai menjalani isolasi mandiri, walaupun masih ada struktur genetik virusnya," kata Robert.

INFOGRAFIK: PBB Puji Keberhasilan Indonesia Atasi Covid-19

Maka dari itu, Robert menjelaskan bahwa penting bagi masyarakat tetap menjalankan protokol kesehatan salah satunya tetap menggunakan masker selama di rumah.

"Tentu masih perlu menggunakan masker. Hasil positif di dalam rumah tetap dianjurkan menggunakan masker kalau memang negatif ketemu dengan orang yang kita kenal negatif maka bisa lepas masker," kata dia.

'Mainan' di Rutan KPK, Cabup Pekalongan Dilempar Tongkat dan Asal-usul COVID-19

Robert juga menjelaskan terkait dengan reinfeksi. Dia menjelaskan bahwa reinfeksi artinya bertemu dengan infeksi baru. Data statistik dunia menyebut, reinfeksi biasa terjadi hitungannya tidak pernah cepat dalam satu bulan karena sesudah satu bulan biasanya kita masih memiliki kekebalan yang cukup tinggi untuk mencegah kita terinfeksi kembali virus yang sama.

"Batasan reinfeksi yang tinggi adalah dalam 6 minggu sesudahnya dan laporan dunia menyatakan reinfeksi struktur virus yang baru berbeda dengan struktur virus yang sebelumnya. Kalau dapatkan swab ulang CT valuenya tinggi itu harus hati-hati apa betul ini reinfeksi atau sebetulnya sisa virus yang tertinggal di struktur tenggorokan kita," kata dia.

Misteri Asal-usul COVID-19 Mulai Terkuak, Ini Temuan Para Ilmuwan
Virus Corona atau Covid-19.

How an App Became Indonesia's Essential Weapon Against Covid-19

Indonesia once faced the challenges of the Covid-19 pandemic. As part of an effort to provide early prevention it, can be done by an app.

img_title
VIVA.co.id
4 November 2024