Sudah Vaksin HPV Apa Bisa Terbebas dari Kanker Serviks?
- VIVA/Muhamad Solihin
VIVA – Kanker serviks adalah salah satu jenis kanker yang paling mematikan pada wanita, selain kanker payudara. Berdasarkan penelitian yang dirilis WHO pada tahun 2014, lebih dari 92 ribu kasus kematian pada wanita di Indonesia disebabkan oleh penyakit kanker. Dari jumlah tersebut, 10 persen terjadi karena kanker serviks.
Kanker serviks adalah kanker yang tumbuh pada sel-sel di leher rahim. Umumnya, kanker serviks tidak menunjukkan gejala pada tahap awal. Gejala baru muncul saat kanker sudah mulai menyebar. Lantas bagaimana seseorang harus mewaspadai kanker serviks? Terkait hal itu, spesialis kandungan, dr. Adi Widodo, SpOG angkat bicara dalam program Hidup Sehat tvOne, Rabu, 23 Juni 2021.
"Gejala memang sulit, pada awal-awal kanker serviks dikatakan tidak timbulkan gejala tapi ada beberapa hal yang harus diwaspadai keputihan yang tidak normal. Keputihan yang normal kalau wanita mau haid atau selesai haid, setelah hubungan suami istri atau mau hubungan suami istri," kata Adi, Rabu 23 Juni 2021.
Lebih lanjut, Adi menjelaskan jika memang mengalami keputihan di luar yang disebutkan di atas, tidak boleh berwarna, dan tidak boleh berbau. Selain keputihan, para wanita juga perlu memerhatikan siklus haid untuk mewaspadai kanker serviks.
"Pendarahan di luar haid wanita itu perlu tahu haid itu 2-7 hari normalnya, siklus pendek 21 hari paling panjang 35 hari. Kalau ada gangguan haid lebih panjang dari normal atau siklus berubah harus periksa," kata Adi.
Terkait dengan penyebab dari kanker serviks, dijelaskan oleh Adi lantaran adanya infeksi dari Human Papiloma Virus yang ditularkan melalui hubungan seksual.
"Pada saat melakukan hubungan seksual akan terjadi luka kecil sehingga saat pria melakukan cairan yang mengandung virus maka virus akan masuk," kata Adi.
Adi menjelaskan, untuk menjadi kanker serviks sendiri membutuhkan waktu 10 tahun. Maka dari itu, wanita masih memiliki kesempatan untuk mencegah sedini mungkin dengan melakukan pemeriksaan Pap Smear dan IVA minimal 3 tahun sekali.
"Pap Smear dan IVA bisa dilakukan setelah melakukan hubungan seksual," kata dia.
Selain itu, para wanita juga bisa melakukan pencegahan melalui vaksinasi HPV. Meski demikian, Adi menyebut, wanita yang telah divaksinasi HPV masih memiliki risiko terkena kanker serviks.
"Vaksin penyebab sering jenis virus 16 dan 18, bisa 31 33, 35 45, vaksin yang ada mencakup 50-70 persen penyebab. sudah vaksin 16,18 terinfeksi 31 ada kemungkinan terinfeksi," kata Adi.