Ternyata Ini Penyebab Terjadi Serangan Jantung Usai Pasang Ring

Ilustrasi serangan jantung
Sumber :
  • Pexels

VIVA – Pemasangan ring jantung dilakukan pada pasien yang mengalami penyempitan pembuluh darah, dengan tujuan untuk memperbaiki asupan darah secara memadai. Penyempitan pembuluh darah pun bisa terjadi secara tiba-tiba atau kronis.

Awalnya Bercak Merah, Awas! Psoriasis Bisa Berujung Diabetes Hingga Penyakit Jantung

Pada pasien yang mengalami penyempitan tiba-tiba, hampir seluruhnya perlu pemasangan ring segera untuk mengurangi risiko komplikasi jantung bahkan kematian.

Sedangkan untuk yang lainnya, tindakan pemasangan ring perlu investigasi terlebih dahulu untuk memastikan adanya penyakit jantung koroner.

Skrining Kesehatan Bisa Deteksi Diabetes Hingga Kolesterol Tinggi, Harus Cek Berapa Bulan Sekali?

Dokter Spesialis Jantung dan Pembuluh Darah, Dafsah Arifa Juzar, menjelaskan ada beberapa cara yang bisa dilakukan untuk menginvestigasi penyakit jantung.

Dimulai dari yang paling sederhana, yaitu EKG atau Elektrokardiogram, yang dilakukan untuk merekam aktivitas kelistrikan jantung dan dapat memperlihatkan adanya kekurangan asupan oksigen atau bahkan kerusakan otot jantung akibat serangan jantung.

Jantung Koroner Serang Usia di Bawah 35 Tahun, Skrining Tiga Penyakit Kronis Ini Disarankan

"Pada orang yang tidak ditemukan kelainan pada pemeriksaan EKG saat istirahat, belum berarti aman dari penyakit jantung koroner. Hal ini disebabkan karena penyakit jantung koroner bersifat degeneratif," ujarnya saat Media Gathering yang diselenggarakan Heartology Cardiovascular Center secara virtual, Sabtu, 19 Juni 2021.

"Penyakit jantung koroner atau proses aterosklerosis merupakan proses alamiah yang akan terjadi dengan bertambahnya umur. Proses aterosklerosis ini akan terakselerasi bila didapatkan faktor-faktor risiko, seperti tekanan darah tinggi, merokok, sakit kencing manis, hiperkolesterolemia, riwayat keluarga dengan penyakit jantung prematur, dan kebiasaan hidup tidak sehat," sambung dia.

Dafsah menambahkan, pemeriksaaan EKG saat istirahat saja belum cukup untuk orang-orang yang mempunyai lebih dari satu faktor risiko jantung atau telah berumur di atas 30 tahun. Di mana performa jantung dalam mengatasi beban kerja perlu diuji dengan pemeriksaan stress test.

Pemeriksaan stress test bisa dilakukan dengan treadmill stress test, pemeriksaaan stress echo
(Dobutamine Stress Test) atau pencitraan lainnya. Jika penyakit jantung koroner tidak dapat diatasi dengan perubahan gaya hidup dan obat-obatan, maka diperlukan prosedur angioplasti (pemasangan ring).

"Pemasangan ring jantung merupakan prosedur non bedah dengan anestesi lokal dan sedasi ringan. Akses ke pembuluh darah koroner sebagian besar melalui pembuluh darah di pergelangan tangan atau pun pembuluh darah di pangkal paha pada keadaan tertentu. Selama tindakan berlangsung, pasien dalam keadaan sadar namun tetap nyaman," tuturnya.

Lebih lanjut, Dafsah memaparkan, pada penyempitan sedang yang lebih dari satu indikasi pemasangan cincin, dapat dikonfirmasi dengan pemeriksaan IFR (Instant wave-free Ratio) atau pun FFR (Fractional Flow Reserve), sehingga pemasangan ring yang tidak berindikasi dapat dihindari dan juga untuk mengurangi risiko komplikasi akibat pemasangan ring yang tidak diperlukan.

"Pemasangan ring yang optimal dibutuhkan konfirmasi dari alat pencitraan intravaskular. Alat intravaskular yang dimaksud adalah IVUS (IntraVascular Ultrasound), yang merupakan teknologi imaging dengan ultra sound untuk memberi gambaran di dalam pembuluh darah, termasuk plak dan kondisi pembuluh darah," tandas dia.

Menurut Dafsah, informasi yang didapat dari hasil pencitraan ini akan memfasilitasi pemilihan metode persiapan kelainan penyempitan pembuluh darah, agar dapat dipasang ring secara optimal, dalam arti berkurangnya risiko penyempitan dan komplikasi pada lokasi pemasangan ring tersebut.

"Pada kelainan jantung koroner yang sudah lanjut, berat atau kompleks, penyempitan pembuluh darah jantung sudah mengalami pengapuran atau kalsifikasi. Apabila hal ini terjadi, maka diperlukan terapi tambahan agar pemasangan ring mencapai hasil optimal berdasarkan konfirmasi IVUS," kata dia.

Teknologi-teknologi yang ada di Heartology, menurut Dafsah, dapat memfasilitasi para dokter untuk menentukan keparahan penyakit dan strategi pengobatan tatalaksana terbaik untuk pasien.

Strategi tatalaksana pengobatan, meliputi indikasi perlu atau tidaknya pemasangan ring, serta pemilihan strategi untuk mempersiapkan lesi (plak) menyempit sebelum dilakukan pemasangan ring.

"Akurasi diagnosis dan penggunaan terapi tambahan dalam pemasangan ring merupakan kunci keberhasilan dan keamanan. Pemasangan ring yang optimal akan memberikan manfaat jangka panjang untuk meminimalisir terjadinya penyempitan ulang (restenosis), mengurangi rasa nyeri jantung dan memperbaiki kualitas hidup," imbuh dr. Dafsah.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya