Serangan Jantung Akibat Olahraga, Ini Faktanya

Ilustrasi serangan jantung
Sumber :
  • Pexels

VIVA – Belakangan ini, kabar mengenai atlet yang kolaps dan meninggal saat sedang berolahraga di lapangan, membuat masyarakat menjadi khawatir. Sebut saja, pesepakbola Christian Eriksen yang kolaps saat berduel di lapangan hijau, serta Markis Kido ketika sedang bermain bulutangkis. Namun, benarkah olahraga bisa menyebabkan serangan jantung

Mengenal Diet Autofagi yang Disarankan Dokter! Turunkan BB, Cegah Kanker Hingga Jaga Kesehatan Jantung

Diterangkan Dokter Spesialis Jantung dan Pembuluh Darah Primaya Hospital Makassar, dr. Darwin Maulana, Sp.JP, olahraga merupakan salah satu bentuk aktivitas fisik yang teratur yang memiliki tujuan untuk mengembangkan potensi jasmani dan rohani. Intensitas olahraga dapat beragam dan harus disesuaikan dengan kondisi setiap manusia seperti usia, status kesehatan, ataupun kebugaran organ-organ tubuh. Salah satunya organ tubuh yang berkaitan dengan kesehatan jantung. 

“Saat seseorang melakukan olahraga dengan intensitas yang melebihi kemampuan jantung, terlebih belum diketahuinya kondisi kesehatan jantung saat melakukan olahraga, maka hal tersebut dapat membebani kerja jantung sehingga dalam kondisi tertentu dapat menyebabkan gangguan pada jantung,” ujar dokter Darwin, dalam keterangan persnya, dikutip Jumat 18 Juni 2021.

Jangan Main-Main, Dampak Fatal dari Mengerok Pasien yang Alami Serangan Jantung

Dokter Darwin menambahkan bahwa pemilihan intensitas olahraga menjadi sangat penting saat kondisi seseorang yang telah memiliki riwayat penyakit jantung koroner ataupun risikonya seperti hipertensi,kolesterol tinggi, penyakit diabetes, perokok, atau memiliki keturunan penyakit jantung pada keluarga. Terlebih jika telah terdapat gejala-gejala penyakit jantung koroner seperti nyeri dada saat beraktivitas, cepat lelah, sesak napas jika berjalan jauh atau menaiki tangga, berdebar, dan lain sebagainya.

Pada pasien dengan penyakit jantung koroner, terdapat sumbatan aliran darah koroner yang dapat menurunkan suplai darah ke dalam otot jantung. Di sini yang pada akhirnya terjadi missmatch antara supply and demand yang berujung perburukan kondisi otot jantung. 

Menumpuknya Lemak di Perut Bisa Jadi Alarm Bahaya untuk Kesehatan jantung

"Terlebih jika terjadi penyumbatan koroner yang tiba-tiba (rupture plaq) saat berolahraga sehingga menyebabkan serangan jantung,” tambahnya.

Adapun hal-hal yang dapat memicu serangan jantung mendadak seperti aktivitas fisik dan psikis yang berlebihan dan peningkatan tekanan darah yang tinggi. Selanjutnya, usai mengkonsumsi makanan serta minuman yang dapat meningkatkan kadar gula dan kolesterol yang tinggi. Juga, lupa meminum obat jantung yang telah diberikan dokter (pada pasien yang telah didiagnosis penyakit jantung koroner). 

Sementara, ciri-ciri seseorang yang mengalami serangan jantung pada saat berolahraga, dimulai dengan dada terasa tertekan, berat, hingga akhirnya dirasakan nyeri hebat yang mungkin berlangsung lebih dari 20 menit. Diikuti dengan keringat dingin tiba-tiba dengan intensitas keringat yang berlebih hingga membasahi baju. Selanjutnya, rasa tidak enak dalam tubuh, pandangan menjadi kabur, hingga pingsan.

Ditambah, jantung berdebar, hingga kejang pada tubuh. Kemudian terjadi sesak napas tiba-tiba. Terkadang nyeri ulu hati yang menjalar hingga ke dada ataupun tembus ke punggung, padahal tidak ada riwayat sakit lambung sebelumnya. 

“Ciri-ciri serangan jantung akan sama, baik pada saat berolahraga maupun saat beristirahat. Jika serangan jantung terjadi pada saat istirahat, penyakit jantung koroner yang diderita kemungkinan besar lebih berat, sumbatan koroner yang terjadi bisa lebih dari satu tempat, ataupun lokasi sumbatan berada di pangkal pembuluh darah koroner,” pungkasnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya