BPOM Hentikan Vaksin Nusantara, Terawan: Melukai Hati Saya
- ANTARA
VIVA – Mantan Menteri Kesehatan RI, Terawan Agus Putranto mengatakan, Vaksin Nusantara yang seharusnya mendapat persetujuan agar penelitiannya tetap dilanjutkan. Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) RI memutuskan untuk menghentikan penelitian vaksin berbasis sel dendritik itu karena dianggap tak mengikuti kaidah yang berlaku.
Menanggapi hal itu, dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) Komisi VII DPR RI secara virtual, Terawan mengklaim sudah mengikuti kaidah baru dari pembuatan vaksin. Tentunya, Terawan berharap agar masih bisa melakukan pengembangan di negeri sendiri dan bukan di negara lain.
"Kita mohon, masa sih ada kendala untuk uji klinis III saja harus tidak boleh, itu menurut saya yang agak melukai hati. Dan saya juga tetap ingin bertahan, saya kerjakan di Indonesia tidak dikerjakan negara lain," terangnya.
Lebih dalam, Terawan menyebut vaksin nusantara ini dapat menjadi jawaban untuk memberantas mutasi baru COVID-19. Caranya dijelaskan secara singkat, kata Terawan, cukup menggabungkan antigen varian baru untuk dicampur dengan sampel darah.
"Soal varian saya jawab gampang sekali, hanya butuh delapan hari, antigen saya ganti. Karena Antigen itu rekombinan jadi spike S, kita tinggal lihat dia mutasi mana, tinggal gabung-gabung saja. Tinggal kita tambahi mutasi Inggris, India, maupun Afrika Selatan," ucap Terawan.
Dengan optimis, Terawan mengklaim cara tersebut bisa menekan penularan COVID-19, khususnya dengan serangan varian baru. Ia berharap, pemerintah pun bisa memberikan izin agar penelitian dapat dilanjutkan.
"Pesan saya untuk uji klinis fase 3 itu termasuk varian baru. Jadi mudah-mudahan kalau nanti diizinkan," kata Terawan. (oya)