Markis Kido Meninggal Dunia, Dokter: Diduga Serangan Jantung
- ANTARA FOTO/Nova Wahyudi
VIVA – Belum reda kabar pesepakbola Christian Eriksen yang kolaps di lapangan, kini dunia olahraga kembali dilanda duka. Pada senin malam, 14 Juni 2021, legenda bulutangkis Tanah Air, Markis Kido tutup usia.
Sebelum menghembuskan napas terakhir, atlet 36 tahun itu tak menunjukkan tanda-tanda sakit parah. Terlebih, mendiang kehilangan nyawanya saat tak sadarkan diri ketika bermain bulutangkis.
"Saya duduk di pinggir lapangan melihat Kido terjatuh. Dan saya lari menolong. Dia tidak sadarkan diri dan mengorok," tutur Candra Wijaya, rekan yang ikut bermain bersama Kido.
Dituturkan dokter spesialis jantung, dr. Vito A. Damay, Sp.JP., kejadian seperti ini sebenarnya cukup sering terjadi. Dokter Vito menduga, minimnya edukasi mengenai pertolongan pertama pada insiden serius ini membuat banyak nyawa melayang.
"Sedih sekali Markis Kido legenda kita berpulang di usia sangat muda. Pengalaman saya sebagai dokter jantung hal ini tidak jarang terjadi. Apalagi orang disekitarnya tidak bisa CPR. Hanya karena kali ini figur publik jadi orang tersentak, padahal tidak jarang hal begini terjadi," ujarnya kepada VIVA, Selasa 15 Juni 2021.
Lebih dalam, dokter Vito membandingkan dengan insiden yang menimpa gelandang andalan Denmar, Eriksen, yang mendadak kolaps di lapangan saat berduel di lapangan. Menurut dokter Vito, rekan satu tim Eriksen yang sigap menolong, membuat peluang hidup Eriksen lebih besar.
"Kalau Eriksen kemarin juga tidak cepat ditolong Kjaer dan team Medis mungkin juga tidak survive," tuturnya lagi.
Meski belum ada konfirmasi dari pihak keluarga, dari pengalamannya, dokter Vito menduga kuat indikasi serangan antung mendadak yang menimpa mendiang Kido. Terlebih, Kido memiliki riwayat hipertensi yang berkaitan erat dengan organ jantungnya.
"Iya penyebab seseorang henti jantung mendadak apalagi hipertensi kemungkinannya adalah serangan jantung, stroke perdarahan berat atau aorta diseksi besar. Yaitu perdarahan di pembuluh darah aorta pembuluh terbesar di tengah dada dan perut," kata pembawa acara Hidup Sehat, TvOne itu.
Pertolongan pertama
Dokter Vito menambahkan bahwa pertolongan pertama yang dilakukan orang sekitar harus sesuai dengan langkah-langkah yang ada. Jika orang terdekat ada yang mendadak pingsan, segera baringkan agar aliran darah ke otak lebih baik.
"Karena sejajar dengan jantung yang memompa darah. Kalau perlu malah kakinya diangkat 30 cm agar bisa membantu aliran balik sirkulasi darah ke jantung agar dipompa ke seluruh tubuh termasuk ke otak. Akan membantu orang yang pingsan cepat sadar penuh," ujarnya.
Saat seseorang pingsan, yang artinya kehilangan kesadaran mendadak, coba untuk membangunkan dengan melihat resposnnya. Utamanya, lanjut Vito, respons pada napas spontan dan adanya denyut nadi.
"Kalau henti jantung di panggil tidak akan respon, napas spontan tidak ada atau mungkin mengorok dan denyut pun tidak teraba. maka segera lakukan CPR," kata dia.
Ada pun, seorang yang kolaps atau pingsan atau tidak sadarkan diri jangan didudukkan. Juga jangan diberikan minum hingga orang tersebut benar-benar sadar dan bisa minum sendiri. Jadi, kata Vito, ini dua prinsip yang harus diketahui penolong.
"Kasih minum nanti setelah sadar penuh, kalau tidak sadar dikasih minum malah tersedak makin berat kondisinya nanti apalagi kalau air masuk ke saluran napas karena orang yang tidak sadar tidak bisa menelan spontan. Jadi tunggu sampai dia sadar dan praktisnya biarkan dia minum sendiri," dokter Vito menjelaskan.