Anji Terlibat Narkoba, 4 Bahaya Kesehatan Intai Pemakai Ganja
- Instagram @duniamanji
VIVA – Musisi Anji eks Drive terlibat dalam kasus penyalahgunaan narkoba. Pelantun lagu 'Dia' itu lantas diringkus oleh Satres Narkoba dengan barang bukti berupa ganja.
Pemilik nama Erdian Aji Prihartanto itu ditangkap di studio kawasan Cibubur pada Jumat malam, 11 Juni 2021. Anji kini telah diperiksa secara intensif terkait barang haram tersebut.
Terlepas dari kasus yang menimpa Anji tersebut, ganja memang cukup sering digunakan oleh para selebriti. Efeknya sendiri sangat berisiko pada kesehatan. Apa saja dampak buruk ganja? Berikut rangkumannya seperti dilaporkan laman Very Well Mind.Â
Kesehatan Otak
Bahan psikoaktif utama ganja, delta-9 tetrahydrocannabinol (THC), menempel pada reseptor cannabinoid otak. Reseptor ini terhubung ke saraf di otak yang mempengaruhi kesenangan, memori, pikiran, konsentrasi, persepsi sensorik dan waktu, dan gerakan terkoordinasi.
Beberapa penelitian telah menghubungkan penggunaan ganja dengan risiko lebih tinggi dari gejala psikotik seperti delusi pikiran dan ucapan tidak teratur serta halusinasi. Penggunaan ganja remaja juga terkait dengan peningkatan risiko depresi dan perilaku bunuh diri
Kesehatan jantung
Menghirup asap ganja menyebabkan detak jantung menjadi lebih cepat, memaksa jantung Anda bekerja lebih keras. Efek ini—yang dimulai dalam 15 menit dan dapat bertahan hingga tiga jam—meningkatkan kemungkinan Anda terkena serangan jantung. Faktanya, penelitian menunjukkan risiko serangan jantung bisa meningkat hingga lima kali lipat dalam satu jam pertama setelah merokok ganja.
Bahan kimia dalam ganja juga terkait dengan peningkatan risiko gagal jantung dan gangguan irama jantung yang disebut fibrilasi atrium. Penggunaan ganja yang sering di kalangan anak muda bahkan dikaitkan dengan peningkatan risiko stroke dibandingkan dengan mereka yang tidak menggunakan narkoba.
Kesehatan tulang
Menurut sebuah studi tahun 2017, penggunaan ganja berat secara teratur dapat mengurangi kepadatan tulang. Secara khusus, para peneliti menemukan mereka yang menggunakan ganja secara berlebihan (lebih dari 5.000 kali selama hidup mereka) memiliki kepadatan tulang 5 persen lebih rendah daripada mereka yang tidak menggunakan ganja sama sekali.
Penurunan kepadatan tulang ini meningkatkan risiko masalah kesehatan terkait tulang, seperti osteoporosis, yang dapat meningkatkan risiko patah tulang.
Kesehatan Paru-paru
Sementara ganja mungkin tidak lebih berbahaya daripada tembakau untuk kesehatan paru-paru. Namun, efek berbahaya dari merokok ganja tidak boleh diabaikan. Asap ganja mengandung banyak bahan kimia berbahaya yang sama seperti asap tembakau.Â
Dan seperti tembakau, merokok ganja, meski jarang, dapat menyebabkan beberapa gejala yakni Bronkitis akut, Batuk kronis, Peningkatan dahak dan Sesak napas.