Lonjakan Varian COVID-19 dari India di RI, Pakar: Gejala Lebih Berat
- pixabay
VIVA – Varian COVID-19 dari India mulai mengkhawatirkan banyak pakar. Di Indonesia sendiri, kasus COVID-19 melonjak tajam akibat varian dengan sebutan delta itu, terbukti dengan peningkatan hingga lebih 50 persennya.
Dipaparkan Dekan FKUI, Prof. Dr. dr. Ari Fahrial Syam, SpPD-KGEH, MMB, kasus mutasi dengan varian B1617.2 tersebut kian meresahkan lantaran mulai merambah ke berbagai daerah di Tanah Air. Tercatat, dalam sebulan terakhir ada tambahan yang cukup signifikan terkait mutasi tersebut.
"Untuk update kasus mutasi ternyata dalam 4 minggu terakhir terjadi peningkatan 51.4 persen dari varian Delta dari India di Indonesia," papar dokter spesialis penyakit dalam itu, dikutip dari keterangan persnya.
Lebih lanjut, dokter Ari menegaskan bahwa varian delta ini tak bisa disepelekan. Sebab, gejalanya pada pasien bisa lebih berat dengan risiko kehilangan pendengaran. Bahkan, risiko untuk dirawat di rumah sakit akan lebih besar.
"Gejala sakit pasien lebih berat dari virus sebelumnya meningkatkan risiko terjadinya hilang pendengaran, nyeri ulu hati dan mual, pasien perlu rawat di RS, memerlukan suplementasi oksigen dan menimbulkan berbagai komplikasi," kata dia.
Selain gejalanya yang lebih berat, Prof Ari memperingatkan tingkat penularan yang lebih besar pada varian delta ini. Dengan hanya berbicara, pasien yang terinfeksi varian COVID-19 ini bisa menularkan pada banyak orang di sekitarnya.
"Kemampuan varian delta ini menginfeksi lebih mudah dan cepat, jika kita berada dalam satu ruangan dengan orang dengan varian delta ini dan orang tersebut bersin atau berbicara maka virus akan lebih cepat berpindah ke orang lain jadi tetap protokol kesehatan ketat," terangnya.
Lebih lanjut, Prof. Ari mengungkap bahwa kasus terkonfirmasi positif COVID-19 di RI akan segera tembus 2 juta. Untuk itu, Prof Ari berharap agar protokol kesehatan diterapkan dengan baik dan benar oleh masyarakat, khususnya menghadapi serangan varian delta itu.
"Semoga kita terhindar dari varian baru delta yang berbahaya ini. Untuk kita juga maklumi, saat ini kasus terkonfirmasi positif Indonesia sudah mencapai 1.911.358, tinggal beberapa hari lagi tembus 2 juta kasus, 1 juta pertama terjadi dalam 10 bulan (Maret 2020-Januari 21), 1 juta berikutnya hanya dalam 5 bulan (Akhir Januari-Akhir Juni 2020)," kata prof. Ari.