Terungkap, Terapi Ini Turunkan Angka Kematian Pasien Kritis COVID-19

Virus COVID-19
Sumber :
  • Times of India

VIVA – Pengobatan untuk COVID-19 masih terus diperbaharui oleh para peneliti. Salah satunya yang mengemuka adalah terapi sel punca mesenkim yang terbukti mengurangi angka kematian pada pasien COVID-19 dengan gejala kritis.

7 Keunggulan Layanan Akupunktur di Klinik Beringin Indah, Tangerang

Terapi sel punca ini, bukan berarti langsung memusatkan pengobatan pada virus penyebab COVID-19. Meski begitu, sel punca diklaim mampu menjadi terapi suportif yang bertujuan meminimalisir gejala, khususnya pada pasien kritis.

"Sel punca ini dapat meningkatkan LIF sehingga bisa reparasi dan regenerasi jaringan tubuh," kata Guru Besar Ortopedi dan Traumatologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia-RS Cipto Mangunkusumo (RSCM) Prof. Dr. dr. Ismail Hadisoebroto Dilogo, Sp.OT(K) dalam konferensi pers virtual bersama FKUI, baru-baru ini.

Cara Memanfaatkan Teknologi Virtual Reality untuk Terapi Fisik dan Mental

Prof. Ismail Hadisoebroto Dilogo yang menjadi ketua peneliti, juga menemukan bahwa pemberian terapi sel punca tersebut dapat menurunkan tingkat kematian pada pasien COVID-19 yang dirawat dengan ventilator.

Bahkan, pemberian sel punca pada pasien bergejala kritis ini berpeluang dua kali lebih besar untuk bertahap hidup. Hal itu pun dipublikasikan dalam jurnal internasional ternama, STEM CELLS Translational Medicine, berjudul ‘Sel Punca Mesenkim Asal Tali Pusat sebagai Terapi Tambahan bagi Pasien COVID-19 Kritis’.

Siswa SMA di Jaksel Koma Dianiaya Seniornya, Polisi: Satu Lawan Satu karena Masalah Perempuan

Lebih dalam, Prof Ismail menyebut bahwa terapi sel punca ini telah mendapat  Persetujuan Pelaksanaan Uji Klinik (PPUK) dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).

Serta, Menteri Kesehatan RI telah memberi keputusan bahwa penelitian berbasis pelayanan sel punca ini resmi diselenggarakan di RSUPN Cipto Mangunkusumo.

Indikasi sel terapi
Sebanyak 40 subyek peneliti adalah pasien kritis yang dirawat di ruang ICU di 5 Rumah Sakit yakni  RSUPN Cipto Mangunkusumo, RSUP Persahabatan, RSPI Sulianti Saroso, RS Persahabatan, dan RS Universitas Indonesia.

Ada pun terapi sel punca ini diberikan pada pasien yang terintubasi dan kritis, dengan rentang usia 18-95 tahun, dengan terkonfirmasi positif COVID-19. Untuk pemberian terapi sel punca ini, tak bisa diberikan pada pasien dengan keganasan seperti kanker dan sedang hamil.

"Sel punca diberikan dengan dosis sebanyak 1 juta sel per kilogram berat badan. Sel punca diberikan melalui infus bersamaan 100 mL NaCl 0,9 persen," terang Prof. Ismail.

Manfaat sel punca
Terapi sel punca sendiri diberikan untuk meningkatkan kualitas hidup pasien, di mana gejala COVID-19 bisa lebih ringan sehingga angka kematian menurun.

Dituturkan dokter Spesialis Paru dari RS Persahabatan Dr. dr. Erlina Burhan, Sp.P(K)., sel punca mesenkim dari tali pusat dapat mereparasi dan regenerasi jaringan tubuh yang rusak akibat terinfeksi COVID-19 serta mengontrol respons inflamasi.

"Sel punca juga mampu mengurangi badai sitokin dan memperbaiki jaringan pada paru-paru yang fibrosis," paparnya. Badai sitokin sendiri merupakan efek yang dihasilkan sistem kekebalan tubuh akibat terinfeksi SARS-CoV-2. Dengan sel punca, sitokin yang dihasilkan bisa lebih baik.

"Pemberian stem cell (sel punca) ini salah satunya secara awam kita katakan mengubah sitokin jahat jadi baik sehingga diharapkan badai stokin yang sudah ada ini bisa dikendalikan," kata Erlina.

Ilustrasi sakit pinggang.

Hati-hati, Saraf Kejepit yang Tak Diobati Bisa Berujung Stroke dan Merambat ke Organ Vital Lain

Faktor obesitas atau berat badan dan bertambahnya usia, juga bisa meningkatkan risiko terjadinya saraf kejepit. Hal lainnya adanya cedera lama dan mengangkat beban berat.

img_title
VIVA.co.id
14 November 2024