Guru Besar Unair Temukan Cara Atasi Kanker dengan Teh Hijau

Teh hijau/green tea
Sumber :
  • Pexels/maria tyutina

VIVA – Teh dikonsumsi manusia sejak ribuan tahun dan dipercaya dapat mengobati berbagai penyakit. Khasiat tersebut lantas dibuktikan melalui serangkaian penelitian.

Teknologi Baru di Mandaya Royal Hospital, Mengurangi Beban Pasien Kanker

Dari riset itu, salah satu guru besar Universitas Airlangga (UNAIR) Prof. Dr. Djoko Agus Purwanto, Apt., M.Si., membuktikan bahwa teh memiliki sifat antioksidan dari senyawa epigalokatekin galat (EGCG) yang baik untuk kesehatan.

Djoko memilih berbagai jenis dan merek teh untuk diuji efektivitasnya. Dari berbagai jenis teh seperti teh hitam, hijau, dan oolong, Djoko menemukan bahwa teh hijau memiliki kandungan terbaik. Artinya, menurut guru besar ilmu kimia farmasi itu, kandungan epigalokatekin galat dari teh hijau paling tinggi. Bahkan, kandungan epigalokatekin galat teh hijau terbukti memiliki sifat antioksidan seratus kali lipat jika dibandingkan dengan antioksidan yang dimiliki vitamin C dan 25 kali lipat dari vitamin E.

Labu Siam dapat Mencegah Penyakit Kanker? Ini Dia Makanan Sehat yang Bisa Jadi Pertahanan Tubuh!

Djoko menjelaskan, melalui mekanisme antioksidan itu, prinsip penyembuhan kanker melalui teh hijau tidak langsung berjalan, ada peningkatan sistem imun dalam tubuh. 

”Dengan sistem ini, perlahan sel kanker dalam tubuh hancur,” katanya dalam keterangan tertulis yang diterima VIVA, Sabtu 5 Juni 2021.

Penderita Kanker Rektum Takut Kehilangan Fungsi Anus dan Tak Bisa BAB, Ini Penyebab dan Gejalanya

Djoko juga berpengalaman menggunakan teh hijau untuk mengatasi kanker sang istri, Andriani Primardiana. Mantan Ketua LP3 dan Direktur Sumber Daya Unair tersebut menuturkan, untuk meningkatkan kandungan epigalokatekin galat dalam teh racikannya, dia menggunakan mekanisme ekstraksi. Yakni, pemisahan zat untuk mendapatkan zat yang diinginkan. Selain mendapatkan bahan yang diinginkan, kandungan murni bahan dapat diperoleh secara efisien.

Jika dibandingkan dengan pengolahan teh pada umumnya, khasiat teh juga akan lebih tinggi melalui proses ekstraksi.

”Teh yang ada di pasaran hanya mengandung sedikit khasiat karena pembuatannya tak selektif,” tutur pria yang pernah melakukan penelitian tentang teh hijau di Kobe Women’s University, Jepang, tersebut.

Beliau mencontohkan, produk teh hijau dari MediTea. Karena melalui proses ekstraksi, dalam takaran 2 gram, khasiatnya sebanding dengan sepuluh gelas teh.

”Perbandingannya bisa seperti satu sendok dengan satu botol penuh teh kering,” terangnya.

MediTea berasal dari teh (Camellia Sinensis) asli tanpa campuran senyawa aktif lainnya dan diekstraksi sedemikian rupa sehingga memiliki kandungan (-)-epigalokatekingalat (EGCG) yang tinggi. EGCG ini dalam berbagai penelitian telah terbukti sangat ampuh bagi penyembuhan dan pencegahan kanker.
 
Teh hijau memang telah terbukti dapat digunakan untuk mengobati kanker pada berbagai stadium, bahkan dalam keadaan metastasis (menjalar ke organ lain) sekalipun. Jenis kanker yang dapat diobati maupun dicegah oleh MediTea antara lain kanker payudara, kanker serviks, kanker usus, kanker paru-paru dan berbagai jenis kanker lainnya.

Tak hanya itu, teh hijau juga dapat mencegah TBC maupun AIDS dan bersifat anti oksidan serta anti radikal bebas untuk mencegah timbulnya penyakit degeneratif (diabetes melitus, hypertensi, kolesterol, asam urat), informasi lebih lanjut dapat dilihat langsung melalui website www.meditea.co.id.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya