Usia 40 Tahun ke Atas Disarankan Tidak Menonton TV, Ini Bahayanya

Ilustrasi menonton TV.
Sumber :
  • Freepik/freepik

VIVA – Para peneliti di American Heart Association's, yang mempublikasikan tiga studi sekaligus, yaitu Epidemiology, Prevention, Lifestyle and Cardiometabolic Health Conference 2021, mengungkap hal mengejutkan.

Akses Media Informasi Bergeser, Ini Alasan Masyarakat Masih Setia Menonton Televisi

Para peneliti tersebut mengatakan, semakin banyak menonton TV di usia 40 hingga 60-an tahun, maka akan semakin besar risiko terkait masalah kesehatan otak yang dialami di tahun-tahun berikutnya.

Studi tersebut menggunakan aktivitas menonton TV sebagai ukuran perilaku menetap, yaitu waktu yang dihabiskan untuk duduk. Kesehatan otak kemudian diukur dengan menjawab pertanyaan tentang kebiasaan menonton mereka, menyelesaikan tes kognitif dan menjalani pemindaian MRI otak.

Working Memory Kasusnya Meningkat pada Anak, Kenali Sebab dan Solusinya

Menonton TV diukur dengan seberapa banyak konten yang ditonton selama waktu senggang, dengan membaginya menjadi tiga kategori. Yaitu menonton TV rendah (tidak pernah atau jarang), sedang (kadang-kadang) dan tinggi (sering atau sangat sering).

Temuan itu menunjukkan, orang yang melaporkan diri menonton TV dalam jumlah sedang atau berlebihan (tinggi), mengalami penurunan kognitif yang lebih besar dan mengurangi materi abu-abu pada otak mereka di kemudian hari.

6 Manfaat Sarapan untuk Anak, Salah Satunya Cegah Obesitas

Materi abu-abu yang dimaksud adalah yang dilibatkan dalam pengambilan keputusan, pendengaran, penglihatan, serta kontrol otot. Para peneliti juga menemukan, dampak positif dari aktivitas fisik tidak cukup untuk melawan dampak negatif dari menonton TV. Namun, ini tidak berarti kita harus berhenti berolahraga.

Berdasarkan data mereka, para peneliti menghitung setiap peningkatan 1 jam dalam waktu menonton TV rata-rata harian seseorang, dikaitkan dengan pengurangan 0,5 persen dalam volume materi abu-abu.

The American Heart Association menyatakan di situsnya, bahwa sains telah menghubungkan tidak aktif secara fisik dan terlalu banyak duduk dengan risiko beberapa penyakit, antara lain penyakit jantung, diabetes tipe 2, kanker usus besar dan paru-paru, serta kematian dini yang lebih tinggi.

Sementara itu, wakil presiden hubungan medis dan ilmiah Asosiasi Alzheimer, Heather Snyder, PhD, mengatakan, agar kita memahami perbedaan antara asosiasi dan sebab-akibat.

"Penelitian ini menunjukkan hubungan antara menonton televisi dan penurunan kognitif di kemudian hari, tetapi tidak membuktikan sebab-akibat," kata Snyder, dilansir Healthline, Kamis, 3 Juni 2021.

"Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk memahami hubungan ini. Misalnya, apakah ada sesuatu tentang menonton TV, atau apakah lebih banyak menonton TV berarti Anda kurang aktif?" sambung dia.

Menurut Snyder, hal terpenting yang bisa didapat dari penelitian ini adalah untuk mempertimbangkan alternatif apa yang bisa dilakukan selain menonton televisi.

"Pilih aktivitas yang baik untuk kesehatan jantung, otak, dan tubuh. Daripada mengambil remote, lebih baik ambil buku yang menarik atau jalan-jalan," pungkas Snyder.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya