Hati-hati, Obat Ini Bisa Mengurangi Keefektifan Vaksin COVID-19
- Twitter/WayneMantykaCTV
VIVA – Para peneliti di Michigan Medicine, telah menemukan, hampir tiga persen orang dewasa (di bawah 65 tahun) di Amerika Serikat, telah mengonsumsi obat-obatan yang dapat melemahkan sistem kekebalan tubuh.
Tidak hanya itu, obat ini juga dapat meningkatkan risiko seseorang terkena gejala COVID-19 dan menjalani rawat inap jika tertular virus corona. Selain itu, ada juga bukti bahwa obat ini dapat mengurangi tingkat kemanjuran atau keefektifan vaksin COVID-19.
Penulis utama penelitian sekaligus rheumatologist di Michigan Medicine, Dr. Beth Wallace, mengatakan, obat tersebut adalah jenis imunosupresif, yang biasa digunakan untuk mengobati kondisi di mana ada respons imun yang tidak tepat yang berpotensi merusak bagian tertentu dari tubuh pasien sendiri. Contoh dari kondisi ini, termasuk penyakit autoimun seperti rheumatoid arthritis dan lupus.
Obat imunosupresif dapat digunakan untuk mengurangi serangan pada jaringan pasien itu sendiri. Wallace mengatakan, obat imunosupresif juga biasa dikonsumsi oleh pasien yang telah menjalani transplantasi organ.
Lebih lanjut dia mengatakan, sebagian besar obat imunosupresif ini tidak digunakan di luar orang dengan kondisi kronis di atas. Namun, salah satu jenis obat imunosupresif yang sangat umum dikonsumsi adalah steroid, termasuk prednison dan deksametason.
Obat-obatan tersebut biasanya dikonsumsi dalam jangka pendek untuk mengatasi beberapa kondisi, seperti ruam alergi, bronkitis, dan infeksi sinus.
"Ini adalah masalah. Karena steroid sangat imunosupresif. Bahkan, steroid dalam dosis rendah dapat meningkatkan risiko infeksi dan dapat mengurangi respons mereka terhadap vaksin, seperti vaksin COVID-19," kata dia dilansir Healthline, Rabu 2 Juni 2021.
Lalu, mengapa obat ini dapat mengurangi kemanjuran vaksin COVID-19?
"Vaksin bekerja dengan mengajarkan sistem kekebalan Anda untuk mengenali ancaman tertentu, sehingga dapat merespons dengan tepat jika melihat ancaman itu lagi. Namun, obat imunosupresif bekerja dengan mengurangi kemampuan sistem kekebalan tubuh Anda untuk mengenali dan melawan ancaman," tutur dia.
Menurut Wallace, obat ini hanya berguna untuk mengobati kondisi autoimun seperti rheumatoid arthritis, di mana reaksi kekebalan yang tidak diinginkan terjadi.
"Tetapi imunosupresi mengurangi kemampuan sistem kekebalan untuk meningkatkan respons terhadap hal-hal yang Anda inginkan untuk ditanggapi, seperti infeksi dan vaksin," kata dia.
Beth Wallace menambahkan, "Kami mulai menyadari bahwa orang yang menggunakan obat imunosupresif mungkin memiliki respons yang lebih lambat dan lebih lemah terhadap vaksinasi COVID-19.”