Cerita Aldi Taher Susah Nafas Kena Kanker Kelenjar Getah Bening

Aldi Taher
Sumber :
  • VIVA.co.id/Nuvola Gloria

VIVA – Di antara jenis kanker lainnya, kanker Limfoma mungkin masih asing di telinga masyarakat. Limfoma adalah jenis kanker pada sistem limfatik. Sistem limfatik ini menghubungkan kelenjar limfa (getah bening) di seluruh tubuh, yang berperan penting dalam sistem kekebalan tubuh.

Limfoma merupakan istilah umum untuk berbagai tipe kanker darah yang muncul dalam sistem limfatik, yang menyebabkan pembesaran kelenjar getah bening. Penyakit ini dapat terjadi pada semua umur, namun umumnya kanker ini diketahui lebih sering terjadi pada laki-laki. 

Hal tersebut diungkapkan oleh spesialis penyakit dalam, dr. Waluyo Rajab, Sp.PD-KOHM pada program Hidup Sehat, tvOne, Senin 24 Mei 2021. 

"Fakta, memang pria lebih sering menderita kanker kelenjar getah bening dibanding wanita. Tapi bedanya tidak terlalu banyak 1, sekian dibanding 1 enggak 1000 banding 1. Tapi pria sedikit lebih banyak pria," kata dia.

Salah satu yang juga pernah mengidap penyakit ini adalah aktor Aldi Taher. Dirinya diketahui divonis kanker kelenjar getah bening yakni Limfoma Hodgkin.

"4 tahun lalu kanker getah bening stadium 2 Hodgkin. Gejala awalnya, kalau nengok kayak salah bantal, saya benjolan gak kelihatan di luar. Berjalan satu dua bulan. Ketemu di leher seperti telur cicak kecil lalu periksa ke dokter," jelas dia.

Di sisi lain, dokter Waluyo menjelaskan bahwa secara umum penyebab kanker kelenjar getah bening adalah mutasi. Dimana sel-sel kanker tumbuh dan membelah secara hebat. 

"Memang banyak faktor risiko. Penyebabnya belum jelas. Tapi faktor risikonya sudah ditemukan misalnya adanya infeksi, autoimun, beberapa penyebab sudah," jelas dia.

Sesuai Arahan Megawati, PDIP Dorong Riset dan Aplikasi Tanaman Herbal untuk Pengobatan Kanker

Lebih lanjut diceritakan Aldi Taher dirinya kemudian memeriksakan diri ke dokter dan menjalani MRI dan ditemukan benjolan dengan ukuran 9x6cm di area sekitar dada. Hal ini menyebabkan dirinya sempat kesulitan bernafas.

"Benjolan besar menekan paru-paru jadi nafas suka sulit. Sekarang sudah enggak. Jadi setelah didiagnosis tidak diangkat melainkan dikemoterapi sebanyak 6 kali," ujar Aldi Taher.

Tantangan Terbesar Penanganan Kanker di Indonesia, Ternyata Berasal dari Masyarakat Sendiri

Di sisi lain, dokter Waluyo menjelaskan bahwa kanker jenis ini bisa muncul di getah bening permukaan seperti di ketiak, di paha. Namun juga karena ini kanker limfosit kanker darah bisa juga di organ lain seperti di mediastimun, di payudara ada di usus, tulang, organ tersebut yang mengandung sel darah limfosit jadi bisa tumbuh.

"Karena gejala timbul di permukaan kalau ada benjolan di leher, ketiak, lipat paha mesti ke dokter akan dilakukan biopsi apakah kanker atau bukan," jelas dia.

Penting! Ini Cara Sederhana Deteksi Dini Kanker Payudara
Menkes Budi

Teknologi Baru di Mandaya Royal Hospital, Mengurangi Beban Pasien Kanker

Dengan kombinasi teknologi mutakhir, dukungan pemerintah, dan kolaborasi lintas sektor, masa depan pengobatan kanker di Indonesia semakin menjanjikan, memberikan harapan.

img_title
VIVA.co.id
22 November 2024