COVID-19 India Picu Wabah Jamur, Banyak Pasien Kehilangan Mata
- ANTARA
VIVA – Tsunami COVID-19 yang melanda India selama beberapa pekan terakhir belum juga mereda. Kini, para pasien dihadapkan masalah baru sebagai efek lain dari COVID-19.
Dilansir laman The Sun, sekitar 60 persen dari pasien yang dirawat di rumah sakit, ada setidaknya satu pasien yang matanya harus diangkat. Lonjakkan kasus COVID-19 telah memicu merebaknya penyakit jamur yang mengerikan.
Kondisi langka ini diakibatkan oleh jamur yang dikenal dengan mucromycetes yang bisa membunuh manusia dengan sistem imun lemah. Ketika spora, yang muncul secara alami di lingkungan, terhirup, mereka akan menyerang paru-paru dan sinus sebelum meneybar ke wajah dan otak.
Mucormycosis juga menyebabkan pandangan kabur atau ganda, nyeri dada hingga kesulitan bernapas.
Salah satu pasien, Anil Wankhede, 54 tahun, mengalami sakit kepala dan bengkak di mata kanan setelah dia keluar dari rumah sakit usai dirawat karena COVID-19.
Kepada The Times dia mengatakan bahwa dia tidak mencari pertolongan medis karena kakaknya Mahendra sudah membayar perawatannya.
"Aku tidak mau menyusahkan kakakku lagi dengan masalah baru. Dia sudah melakukan banyak hal untukku," ujarnya.
Sepuluh hari setelah dia mengalami gejala jamur, Ani diberi tahu dr. Akshay Nair bahwa mata kanannya harus diangkat da sinusnya dirobek.
"Jika kami tidak mengangkat seluruh isinya, bersama dengan semua jaringannya, saraf dan kelopak mata, infeksinya bisa masuk ke otak. Pada tahap itu, kami tidak bisa menyelamatkan nyawanya," jelas dr. Nair.
Menurut laporan media setempat, setidaknya ada lebih dari 7.000 kasus penyakit jamur serupa yang melanda India sejak 19 Mei. India memiliki angka kasus COVID-19 kedua tertinggi di dunia dan telah melaporkan sekitar 250 ribu kasus infeksi dan 4.000 kematian setiap hari.
Dengan kasua mucormycosis yang meningkat, kementerian kesehatan India mengatakan, mereka tengah menarik lebih banyak perusahaan untuk memproduksi obat antijamur amphotericin B yang digunakan untuk mengobati penyakit itu dan meningkatkan impor.