Dosen Universitas Negeri Medan Temukan Obat Cegah COVID-19
- VIVA/Putra Nasution
VIVA – Dosen Biologi FMIPA Universitas Negeri Medan (Unimed), ? Dr. Diky Setya Diningrat, M.Si menemukan obat untuk mencegah infeksi COVID-19. Temuan obat ini, setelah dilakukan penelitian bersama UPI Bandung dan UIN Ar-Raniry Banda Aceh.
Penelitian yang dilakukan ini merupakan kolaborasi antara tiga orang dosen PTN dari Unimed, UPI Bandung dan UIN Ar-Raniry Banda Aceh, yang diketuai oleh Dr. Diky Setya Diningrat. Kemudian, penemuan obat ini sudah disampaikan ke Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Riset Teknologi (Kemendikbud-Ristek).
?"Ide dilakukan penelitian ini berawal dari upaya memberikan ide dan solusi untuk memecahkan banyaknya masyarakat yang terpapar COVID-19. Setelah dilakukan berbagai kajian di laboratorium dan observasi lainnya, ditemukan obat mencegah infeksi COVID-19 dari minyak atsiri hanjeli," sebut Diky, Kamis 20 Mei 2021.
Diky yang juga menjabat sebagai ?Koodinator Pusat Inovasi, Publikasi dan Sentra Kekayaan Intelektual LPPM Unimed menjelaskan temuan penelitian ini berupa minyak atsiri hanjeli yang diketahui berkemampuan sebagai antivirus dan jamblang sangat tinggi kandungan antioksidannya.
"Sehingga berpotensi sebagai Angiotensin Converting Anzyme (ACE) Inhibitor. Peneliti telah menganalisis isi kandungan senyawa bioaktif minyak atsiri hanjeli dam jamblang dalam aktivitasnya sebagai antivirus dan antioksidan untuk ACE inhibitor dengan pendekatan analisis metabolomik," ungkap Diky.
Peneletian ini, dilakukan oleh Diky. Berawal dari kelisahan tingginya angka kasus penyebaran COVID-19 di Indonesia. Kemudian, ia bersama tim melakukan uji coba minyak atsiri hanjeli. Pencegahan tertular virus corona dengan menggunakan bahan alami.
"Hal ini terkait masalah yang dihadapi saat mencari pencegahan COVID-19 dari bahan alami. Diantaranya; pertama fenomena pandemi COVID-19 perlu solusi pencegahaan. Kedua, ACE2 di membran sel yang menjadi pintu masuk COVID-19 ke dalam tubuh manusia. dan ketiga, senyawa yang bersifat sebagai ACE inhibitor dapat mencegah infeksi COVID-19," jelas Diky.
Ia menilai obat-obatan penghambat ACE (ACE Inhibitor) dipercaya oleh dokter-dokter dapat menjadi solusi pencegahan COVID-19. Obat-obatan ACE Inhibitor adalah golongan obat yang menghambat kerja enzim angiotensin-converting enzyme, yakni enzim yang berperan dalam sistem renin-angiotensin tubuh yang mengatur volume ekstraseluler, dan vasokonstriksi arteri.Â
"ACE2 telah diyakini sebagai tempat masuk virus COVID-19 ke dalam tubuh manusia dan terlah dibuktikan kebenarannya (Zhao et al, 2020) Tim peneliti kemudan memberikan ide solusi yaitu minyak atsiri hanjeli diketahui memiliki kemampuan sebagai antivirus dan jamblang sangat tinggi kandungan antioksidannya berpotensi sebagai ACE inhibitor," sebut Diky.
Pada awalnya pada tahun pertama, Diky menyebutkan bahwa peneliti telah menganalisis isi kandungan senyawa bioaktif minyak atsiri hanjeli dan jamblang dalam aktivitasnya sebagai antivirus dan antioksidan untuk ACE inhibitor dengan pendekatan analisis metabolomik.Â
"Di tahun II, peneliti melakukan uji kemampuan bioaktivitas ACE inhibitor masing-masing minyak atsiri dan pada tahun III akan diuji kombinasi terbaik kemampuan bioaktivitas ACE inhibitor untuk mencegah infeksi COVID-19," tutur Diky.
Diky mengungkapkan bahwa implementasi dan perkembangan hasil penelitian ini merupakan hasil analisis metabolomik senyawa bioaktif hanjeli dan jamblang menunjukkan kandidat sebagai antiviral dan berperan sebagai ACE inhibitor dengan pengujian molecular docking.
Pada tahun ini, pengujian molecular docking dilanjutkan dengan pengujian bioaktivitas dari senyawa bioaktif sebagai ACE Inhibitor.
Data pada tahun kedua ini diharapkan dapat menjadi landasan kuat untuk implementasi tahun ketiga berupa kombinasi terbaik minyak atsiri hanjeli dan jamblang yang memiliki kemampuan bioaktivitas sebagai ACE inhibitor pencegah COVID-19.
"Adapun manfaat hasil dari penelitian ini dapat menghasilkan database senyawa bioaktif antiviral dari minyak atsiri hanjeli dan jamblang. Senyawa antiviral yang diperoleh dapat dijadikan kandidat sebagai ACE Inhibitor murni secara farmakologi atau digunakan umum sebagai herbal. Minyak atsiri hanjeli dan jamblang dapat dijadikan sebagai herbal antiviral ACE Inhibitor," katanya.
Saat ini, minyak atsiri hanjeli akan dikembangkan bersama IA ITB Sumatera Utara di daerah Sipirok, Kabupaten Tapanuli Selatan dengan mengembangkan kawasan desa wisata hanjeli dan perkebunan hanjeli yang mendukung untuk produksi minyak atseri hanjeli.
"Kita berharap temuan ini dapat memberikan masukan dan rekomendasi bagi pemerintah dalam penanganan penyebaran COVID-19 di Indonesia, sehingga Covid ini dapat segera berakhir di Indonesia, atau setidaknya tidak aka nada lagi masyarakat Indonesia yang meninggal karena COVID-19," kata Diky.