Potensi Gelombang Kedua COVID-19, Pakar: RS Bisa Kolaps
- Pinkvilla
VIVA – Lonjakan kasus yang meningkat tajam diprediksi akan terjadi di Indonesia, khususnya pasca libur lebaran kemarin. Bukan tak mungkin, Indonesia bakal menghadapi gelombang kedua Pandemi COVID-19 lantaran protokol kesehatan yang mulai longgar.
Ketua Bidang Perubahan Perilaku Satgas Penanganan COVID-19 Sonny Harry B Harmadi menyebut bahwa ada tiga faktor yang menguatkan hal tersebut antara lain tingginya mobilitas di periode lebaran, kelonggaran kepatuhan protokol kesehatan hingga adanya peningkatan kasus harian di 13 provinsi.
mengatakan ada tiga hal mengkhawatirkan. Mulai dari tingginya mobilitas masyarakat pada periode lebaran, turunnya kepatuhan terhadap protokol kesehatan, dan peningkatan kasus harian di beberapa provinsi.
"Apakah Indonesia mungkin terjadi lonjakan kasus yang luar biasa? Iya sangat mungkin," kata Sonny dalam diskusi virtual oleh Forum Merdeka Barat 9, Kamis, 20 mei 2021.
Secara nasional, kurva tambahan kasus harian memang relatif datar dengan rata-rata 4000 kasus. Namun, di 13 provinsi tersebut ada lonjakan luar biasa yang beriringan dengan menurunnya prokes di 24 provinsi.
"Kita melihat kurva kasus harian menurut provinsi, kabupaten/kota, maupun pulau. Untuk Sumatera itu jelas sekali terjadi lonjakan kasus harian yang luar biasa. Ini menunjukkan bahwa ada potensi gelombang kedua," tuturnya.
Dengan potensi lonjakan kasus COVID-19 pasca lebaran ini, Sekjen Perhimpunan RS Indonesia (PERSI), Dr. dr. Lia G. Partakusuma, Sp.PK, MM, MARS, memprediksi akan terjadinya kolaps pada rumah sakit, seperti awal pandemi berlangsung. Para tenaga kesehatan pun bisa kembali tumbang lantaran kelelahan mengatasi kasus yang melonjak.
"Sekarang memang rata-rata per hari 4000 kasus, tapi kalau sudah 8.000 dan bersamaan semuanya (di semua provinsi), pasti RS kolaps dan nggak bisa bantu dengan maksimal apalagi dalam waktu dekat," kata dia..