Pemandangan Ngeri Ribuan Jasad COVID-19 India Berserakan di Sungai
- Alamy
VIVA – Para polisi di India harus memukul para pelanggar lockdown dengan tongkat di tengah kasus COVID-19 yang semakin parah. Cara itu dilakukan demi menekan penyebaran penyakit yang sudah menewaskan ribuan di nyawa di sana.
Seperti banyak diberitakan, India menghadapi peningkatan drastis kasus COVID-19. Jutaan kasus terjadi di negara padat penduduk itu. Ribuan nyawa meninggal hingga membuat krematorium bekerja tanpa henti.
Di tengah ongkos kremasi yang meningkat hingga tiga kali lipat, terlihat ratusan jasad tersebar di sepanjang aliran Sungai Gangga. Jasad-jasad itu diyakini dikubur di lubang pasir dangka di tepi sungai.
Polisi mendesak para warga di Uttar Pradesh, negara bagian paling padat penduduk di India, untuk tidak membuang jenazah keluarga mereka di sungai. Sementara, ribuan korban meninggal setiap harinya di negara tersebut.
Hujan deras telah menyapu kuburan pasir hingga membuat jasad-jasad yang terbungkus kain berwarna oranye dan kuning terbuka. Pemandangan memilukan itu terlihat di tepi aliran sungai di Prayagraj yang memancing spekulasi bahwa jasad tersebut adalah korban COVID-19.
Pihak berwenang dilaporkan harus melakukan langkah cepat setelah anjing-anjing dan elang terlihat berkeliaran di dekat jasad-jasad tersebut.
Dengan menggunakan mobil jeeps dan perahu, polisi menggunakan pengeras suara meminta masyarakat tidak membuang mayat ke sungai.
Meski demikian, pemerintah wilayah itu mengatakan bahwa penguburan di tepi sungai itu sudah berlangsung selama puluhan tahun. Semakin banyak yang melakukannya sekarang karena banyak yang meninggal karena pandemi.
Juru bicara pemerintah negara Uttar Pradesh, Navneet Sehgai menyangkal laporan media lokal yang menyebutkan bahwa lebih dari 1.000 jasad korban COVID-19 ditemukan di sungai selama dua pekan terakhir.
"Aku yakin jasad-jasad itu tidak berkaitan dengan Covid," ujarnya dikutip laman The Sun.
Dia menambahkan, penduduk tidak mengkremasi jasad sesuai budaya karena tradisi Hindu pada periode religi tertentu, dan memilih membuangnya di sunagai atau menggali kuburan di tepi sungai.
Sementara itu, para dokter memperingatkan masyarakat untuk menghindari menggunakan air sungai untuk minum atau tujuan lainnya karena bisa memicu infeksi karena kontaminasi jasad yang membusuk.