Bang Sapri Meninggal, Gejala Ini Kerap Diabaikan Pasien Diabetes
- Times of India
VIVA – Kadar gula dan tekanan darah yang melonjak diduga menjadi pemicu komedian Sapri meninggal dunia pada Senin petang, 10 Mei 2021. Bahkan, kondisi tersebut nyaris membuat kaki mendiang Sapri diamputasi.
Hal itu dipaparkan oleh rekan sesama artis, Eko Patrio yang menyebut tekanan darah Sapri sempat mencapai 175 dan gula darahnya melonjak hingga 1100. Kondisi tersebut membuat almarhum Sapri merasakan kesakitan di bagian kaki dan penurunan kesadaran.
"Saya dapat komunikasi dari adiknya, saya dapat info dilakukan penyedotan gelembung-gelembung di kakinya, karena kalau nggak dilakukan sudah menghitam ya, itu secepatnya harus diambil tindakan. Separah-parahnya harus diamputasi baik kaki kiri maupun kaki kanannya, mata kaki kiri dan mata kaki kanan," Ujar Eko Patrio lewat Channel YouTube Paragram Official.
Tanda Awal Diabetes
Kondisi kaki merupakan salah satu komplikasi diabetes yang sering terjadi. Untuk itu, pencegahan perlu dilakukan dimulai dari mengenali garis batas diabetes. Apa itu batas diabetes?
Dikutip dari laman Healthline, batas diabetes, juga disebut pradiabetes, adalah suatu kondisi yang berkembang sebelum seseorang terkena diabetes tipe 2. Ini juga dikenal sebagai gangguan glukosa puasa atau intoleransi glukosa. Ini berarti kadar gula darah Anda lebih tinggi dari biasanya, tetapi tidak cukup tinggi untuk dianggap sebagai tanda diabetes. Untuk mengenalinya, disarankan agar rutin memeriksa gula darah, khususnya jika memiliki riwayat diabetes pada keluarga.
Selama fase pradiabetes, pankreas masih memproduksi cukup insulin sebagai respons terhadap sumber karbohidrat yang masuk. Namun, insulin kurang efektif dalam menghilangkan gula dari aliran darah, jadi gula darah menjadi tinggi. Kondisi ini disebut resistensi insulin.
Seseorang dengan resistensi insulin pada tahap awal dapat mengembangkan diabetes tipe 2 jika terus berlanjut cukup lama. Hanya 10 persen orang dengan pradiabetes yang tahu bahwa mereka mengidapnya karena banyak yang tidak menunjukkan gejala apa pun.
"Pradiabetes bukanlah masalah awal," kata Jill Weisenberger, MS, RD, CDE, dan penulis Diabetes Weight Loss Week by Week.
Pencegahan Pradiabetes
Memiliki pradiabetes tidak berarti Anda pasti akan terserang diabetes. Meski begitu, orang dengan pradiabetes memiliki risiko 5 hingga 15 kali lebih tinggi untuk terkena diabetes tipe 2 dibandingkan seseorang dengan kadar gula darah normal.
Peluang tersebut meningkat jika Anda tidak membuat perubahan yang sehat pada pola makan atau kebiasaan aktivitas Anda. Sebuah studi dalam Program Pencegahan Diabetes melihat bagaimana perubahan gaya hidup dapat membantu mencegah diabetes.
Dengan penurunan berat badan dan olahraga ringan, peserta studi mengurangi risiko terkena diabetes hingga 58 persen selama tiga tahun. Kendalikan kesehatan Anda dengan berfokus pada perubahan pola makan dan gaya hidup sederhana seperti berikut ini:
Makan lebih sehat
Fokus pada makanan utuh dan karbohidrat kompleks seperti kacang-kacangan, biji-bijian, dan sayuran bertepung. Berikan gula sederhana, seperti gula dalam makanan olahan yang dipanggang. Itu bisa meningkatkan gula darah tanpa memberikan nutrisi yang sehat.
Bergerak lebih banyak
Berolahragalah selama 150 menit setiap minggu. Aktivitas apa pun lebih baik daripada tidak sama sekali. Bahkan menghitung berjalan kaki.
Menurunkan berat badan
Jika Anda kelebihan berat badan, menurunkan berat badan dapat mengurangi risiko diabetes. Pola makan yang lebih sehat dan meningkatkan tingkat aktivitas akan membantu Anda mencapai tujuan ini.
Pengobatan
Jika Anda memang menderita pradiabetes, dokter Anda bahkan mungkin meresepkan obat, seperti metformin (Glumetza, Glucophage, Fortamet, Riomet). Ini juga dapat membantu meningkatkan sensitivitas insulin dan menjaga kadar glukosa darah tetap terkendali.