Jangan Asal, Ini Aturan Olahraga Aman untuk Pengidap Hipertensi

Ilustrasi hipertensi.
Sumber :
  • Pixabay/rawpixel

VIVA – Hipertensi atau tekanan darah tinggi kerap menjadi kondisi yang disepelekan oleh banyak orang lantaran tak bergejala. Padahal, hipertensi dapat menjadi momok menakutkan pemicu beragam penyakit berbahaya seperti serangan jantung hingga stroke.

7 Manfaat Jogging di Malam Hari, Fisik dan Mental jadi Sehat

Untuk itu, para ahli selalu menyarankan agar para pengidap hipertensi berolahraga secara rutin. Sebab, olahraga mampu mengontrol tekanan darah menjadi lebih stabil. Tetapi, ada beberapa kondisi yang harus diperhatikan dan tak boleh asal berolahraga.

"Olahraga bagus untuk mengontrol tekanan darah. Tapi kalau sedang sakit kepala, jangan maksain olahraga. Kalau dalam keadaan tidak sehat, jangan olahraga dulu," ujar dokter spesialis olahraga, dr. Michael Triangto, SpKO, dalam acara virtual bersama Good Doctor & Samsung, beberapa waktu lalu.

Workout 15 Menit Bisa Bikin Lemak Perut Minggat, Cukup Lakukan 5 Gerakan Ini

Dokter Michael menyampaikan bahwa memeriksa kondisi tubuh sebelum berolahraga berperan sangat penting. Dimulai dari mengukur denyut nadi atau tekanan darah dengan device tertentu, bisa juga pakai tensimeter digital. Apabila tensimeter normal 120 lalu saat hendak olahraga meningkat hingga 160, sebaiknya tunda lebih dulu.

"Kalau misalnya tekanan darah kita baisanya 120 lalu sekarang 160, jangan olahraga. Demikian juga denyut nadi. Misalnya biasanya 80-an, tapi sekarang 90-100, lebih baik tangguhkan dulu olahraganya, sampai kita konsultasi ke dokter," Michael menyarankan.

Indonesia Pingpong League 2024 Sukses Digelar, Onic Sport dan Arwana Jaya Cetak Sejarah

Saat berolahraga, lanjutnya, akan terjadi peningkatan denyut nadi dan tekanan darah. Jadi, denyut nadi itu harus dapat terkontrol dengan baik. Setelah selesai berolahraga, denyut nadi akan berkurang, sehingga tekanan darah pun lebih terkontrol.

"Kita bisa melihat misalnya tadinya minum obat hipertensi dua macam, setelah rutin olahraga jadi cuma satu macam. Jadi lebih baik. Tentu ini juga berkat pengawasan dan catatan. Enggak cukup hanya tahu berapa tekanan darah dan denyut nadi saat ini, tapi juga butuh catatan yang jelas," jelasnya.

Ada pun WHO menganjurkan kita berolahraga 150 menit per minggu yang bisa dibagi menjadi 30 menit sehari. Ini pun bisa dibagi-bagi lagi, misalnya pagi 10 menit, sore 10 menit, dan malam 10 menit, jadi total 30 menit per hari. Namun, untuk penderita hipertensi, harus dibuat penyesuaian sesuai kemampuannya.

"Olahraga 30 menit itu tidak lama, tapi dia tidak sanggup. Misalnya dia tidak pernah olahraga, atau punya komorbiditas lain. Jadi harus disesuaikan dengan kondisinya. Misalnya 15 menit, enggak apa-apa, tapi naikkan secara bertahap," terangnya lagi.

Ilustrasi perut rata dari proses menurunkan berat badan.

Lari Vs Jalan Cepat, Lebih Efektif Mana untuk Turunkan Berat Badan?

Meskipun keduanya adalah aktivitas kardio yang bermanfaat, ada beberapa faktor yang perlu dipertimbangkan untuk menentukan mana yang lebih cocok bagi Anda.

img_title
VIVA.co.id
27 Desember 2024