KB Suntik Bikin Gemuk? Ini Penjelasan Pakar
- Dokumentasi HonestDocs
VIVA – KB suntik merupakan metode kontrasepsi terpopuler masyarakat Indonesia untuk menemani dalam perencanaan keluarga. Meski begitu, tak sedikit perempuan yang enggan memakai KB suntik lantaran disebut memiliki efek samping menggemukan badan. Benarkah?
Bobot berlebih merupakan momok menakutkan bagi banyak orang, khususnya kaum hawa yang kerap ingin tampil menarik dengan tubuh ideal. Hal ini pun dikaitkan dengan pemakaian KB suntik yang bisa membuat badan lebih gemuk.
Dokter spesialis kandungan, Dinda Derdameisya menyebut bahwa efek samping kenaikan berat badan dari pemakaian KB suntik memang cukup sering terjadi. Salah satu alasannya lantaran kandungan di dalam KB suntik itu menghambat pengeluaran cairan.
"Di awal wajar bertambah beratnya karena ada hormon tambahan. Yang naik itu bukan lemak tapi retensi cairan dari hormon tambahan itu," jelasnya dalam peluncuran virtual Andalan Gestin F2, beberapa waktu lalu.
Selain itu, KB Suntik 3 bulanan biasanya hanya mengandung hormon progesteron. Hormon tersebutlah yang berperan besar dalam memengaruhi nafsu makan. Juga faktor lain seperti jenis makanan yang dikonsumsi serta kalori yang diasup tubuh apakah sejalan dengan pola hidupnya.
"Sebenarnya sangat wajar ada hormon tambahan dan mempengaruhi mood, tapi ini tidak langsung membuat berat badan naik, itu tergantung juga pada makanan apa yang dikonsumsi, kalau makanan tinggi gula dan olahraga tidak teratur ya wajar berat badan naik," tuturnya.
Selain peningkatan berat badan, efek samping lain dari pemakaian KB suntik adalah perubahan suasana hati dan siklus menstruasi tak teratur yang kerap menganggu.
Konsumsi makanan sehat
Untuk mensiasati penambahan berat badan, Dokter Dinda menyarankan agar tetap mengonsumsi makanan sehat sesuai kebutuhan kalori tubuh serta rutin berolahraga. Juga menggunakan alternatif KB Suntik dengan hormon kombinasi estrogen dan progesteron yang disuntik tiap dua bulan.
"Kombinasi hormon progesteron dan estrogennya yang dikembangkan sedemikian rupa sehingga tidak mengganggu keteraturan siklus menstruasi," ujar Brand Manager Andalan Kontrasepsi, Roni Syamson.
KB suntik sendiri terbukti mampu mencegah kehamilan hingga 99 persen. Hal itu yang mendasari 29 persen perempuan menikah berumur 15 hingga 49 tahun di Indonesia pengguna KB suntik, dari data SDKI 2017 dan 202 ribu perempuan usia subur menggunakan KB suntik di Indonesia menurut laporan BKKBN.
"Setiap alat kontrasepsi klaim 99 persen mencegah kehamilan, ada 1 persen kemungkinan gagal, meski demikian, penting menggunakan alat kontrasepsi untuk perempuan di usia reproduktif yang ingin menunda kehamilan," tutur Dinda.