Waduh, Kaki Ibu Ini Melepuh Hebat Usai Divaksin AstraZeneca

Ilustrasi - Vaksin COVID-19 buatan AstraZeneca.
Sumber :
  • ANTARA

VIVA – Seorang ibu dari Glasglow harus duduk di kursi roda karena reaksi parah usai mendapatkan suntikan vaksinasi COVID-19. Wanita tersebut diketahui bernama Sarah Beuckmann mengalami reaksi hebat berupa "lepuh raksasa" di bagian kakinya. 

Sarah pun sempat membagikan foto ruam parah yang berwarna merah kehitaman disekujur kedua kakinya tubuhnya serta wajahnya. Dilansir dari laman Daily Star, seorang dokter NHS engonfirmasi bahwa gejala ibu pada seseorang disebabkan oleh reaksi tubuhnya terhadap vaksin AstraZeneca.

Dijelaskan Sarah, dia mulai mengalami ruam sekitar tujuh hari setelah dia mendapat vaksin AstraZeneca. Dia pun berinisiatif menelepon dokter umum.

Tetapi akhirnya dia langsung dilarikan ke departemen A&E Rumah Sakit Universitas Queen Elizabeth setelah lepuh yang dialaminya menyebar ke seluruh tubuhnya.

"Saya akhirnya meminta suami saya untuk membawa saya ke A&E dan ketika saya sampai di sana, detak jantung saya berada di 160bpm yang sangat mereka khawatirkan. Saya menggunakan mesin EKG," cerita dia.

Setibanya di rumah sakit, wanita 34 tahun itu menjalani serangkaian tes dan dinyatakan negatif. Namun reaksi vaksin ditemukan pada biopsi kedua dari dua biopsi.

"Begitu mereka mengetahui bahwa itu adalah reaksi terhadap vaksin, mereka memberi saya steroid dan itu tampaknya benar-benar membantu kemajuan saya," jelas dia.

Akibat reaksi alerginya itu, dia juga harus menggunakan kursi roda untuk bergerak lantaran lecet yang dialaminya. Selain itu, Sarah bahkan diketahui diberikan morfin untuk mengatasi rasa sakit yang dirasakannya.

"Saat ini saya menggunakan kursi roda juga hanya karena saya tidak bisa berjalan dengan kaki dibalut setiap hari dan lecet di bagian kaki saya. Selama delapan sampai sembilan hari pertama, saya menggunakan sedikit morfin tetapi saya mulai secara bertahap melepaskan zat yang lebih kuat," jelas dia.

Vaksin HFMD Sudah Ada, Berapa Efikasinya untuk Cegah HFMD atau Flu Singapura?

Sarah bahkan sempat berfikir dirinya akan diamputasi, pasca lepuh yang ada ditubuhnya menyatu. 

"Lepuhnya mulai sembuh dan terlihat jauh lebih baik daripada sebelumnya, tetapi saat lepuh mulai memburuk, semua menyatu. Pada satu titik, saya sedang duduk di sana sambil berpikir 'apakah kaki saya akan diamputasi' karena saya tidak tahu apa yang sedang terjadi dan jelas ini juga baru bagi staf rumah sakit," jelas Sarah. 

Menciptakan Lingkungan Kerja yang Memotivasi dan Inovatif

Sarah, yang juga mengalami ruam di lengan dan bokongnya bersamaan dengan abses di wajahnya, mendesak orang lain untuk mewaspadai perubahan pada tubuh mereka setelah menerima serangan itu.

Seorang juru bicara NHS Greater Glasgow dan Clyde mengatakan pihaknya terus mendesak siapa pun yang mendapatkan panggilan untuk mendapatkan vaksin harus tetap melakukan vaksinasi. Sebab normal jika vaksin menyebabkan potensi efek samping.

Vaksin HFMD atau Flu Singapura Kini Hadir di Indonesia

"Efek samping ini perlu terus diseimbangkan terhadap manfaat yang diharapkan dalam mencegah penyakit," jelas pihak NHS.

Di sisi lain, produsen vaksin AstraZeneca mengatakan mereka tidak dapat mengomentari kasus individu seperti yang dialami oleh Sarah.

Ilustrasi kasus demam berdarah dengue (DBD)

Pemerintah Kalimantan Timur Gandeng Malaysia Buat Kendalikan Dengue

Menurut studi yang dimuat dalam The New England Journal of Medicine, vaksin DBD dapat mencegah infeksi demam berdarah hingga 80,2 persen.

img_title
VIVA.co.id
22 Desember 2024