Dokter Menjerit, 117 Pasien COVID-19 di India Meninggal Tiap Jam

Warga India mengenakan masker di tengah pandemi COVID-19
Sumber :
  • Twitter

VIVA – Salah satu dokter di India mengirim sinyal tanda bahaya lantaran ventilator pasien COVID-19 menyala tanpa henti. Adanya bunyi di ventilator itu menandakan bahwa tingkat oksigen sangat rendah, dan sang dokter mendengar pasiennya yang sakit parah mulai terengah-engah di bangsal gawat darurat New Delhi tempat dia bekerja.

Ngeri! 18 Orang Tewas Berdesakan di Stasiun New Delhi India gegara Diduga Dipicu Ini

Dokter Gautam Singh khawatir dengan bunyi bip ventilator setiap hari. Bahkan, spesialis jantung itu telah memohon dan meminjam silinder oksigen hanya untuk menjaga pasiennya tetap hidup selama satu hari lagi.

Ketika persediaan oksigen di rumah sakit terdekat lainnya juga hanpir habis, dokter 43 tahun yang putus asa itu mengunggah video permohonannya di Twitter. Pesan SOS seperti yang dikirim Singh mengungkapkan tingkat kepanikannya.

Cerita Bendum Demokrat Renville Antonio Pernah Bilang akan Meninggal Kecelakaan

"Tolong kirim oksigen ke kami. Pasien saya sekarat," ujarnya dokter Gautam Singh menggambarkan situasi mencekam yang dihadapinya, dikutip dari laman Star Tribune.

Singh menerima 20 tabung oksigen kemarin, namun hanya cukup untuk mengatasi sebagian 'kepincangan' di rumah sakit pincang. Hal itu bahkan memicu ventilator mulai mengirimkan bunyi peringatan lagi.

Bendahara Umum Demokrat Renville Antonio Meninggal Kecelakaan di Situbondo

"Saya merasa tidak berdaya karena pasien saya bertahan hidup dari jam ke jam," kata Singh dalam wawancara telepon. "Saya akan memohon lagi dan berharap seseorang mengirimkan oksigen yang akan membuat pasien saya tetap hidup hanya untuk satu hari lagi."

Selain oksigen yang habis, unit perawatan intensif juga beroperasi dengan kapasitas penuh dan hampir semua ventilator sedang digunakan. Saat jumlah korban tewas meningkat, langit malam di beberapa kota di India bersinar akibat tumpukan kayu pemakaman, lantaran krematorium kewalahan sehingga mayat dibakar di udara terbuka.

Seburuk apa pun situasinya, para ahli memperingatkan bahwa kemungkinan akan semakin buruk. Krishna Udayakumar, direktur pendiri Pusat Inovasi Kesehatan Global Duke di Universitas Duke, mengatakan situasi di India sangat tragis.

"Situasi di India tragis dan kemungkinan akan memburuk selama beberapa minggu hingga bulan. Upaya global bersama untuk membantu India pada saat krisis ini," tambahnya.

Pada hari Senin lalu, India melaporkan 2.812 kematian lagi, dengan sekitar 117 pasien meninggal karena COVID-19 setiap jam. Infeksi baru membuat total kasus di India menjadi lebih dari 17,3 juta.

Para ahli mengatakan bahkan angka-angka itu mungkin bukan angka sebenarnya dan bisa lebih dari itu. India pada awalnya dipandang sebagai kisah sukses dalam mengatasi pandemi.

Tetapi, virus tersebut sekarang menyebar melalui populasinya yang hampir 1,4 miliar, dan sistem pertahanannya mulai runtuh.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya