Cegah Lonjakan COVID-19, IDI Imbau Konsep Bangunan 'Sehat'
- Pixabay
VIVA – Meski dalam beberapa bulan terakhir ini terjadi penurunan angka kematian akibat COVID-19 di Indonesia, namun tidak berarti situasi pandemi sudah menurun atau berakhir di negara ini. Terlebih melonjaknya sejumlah kasus di beberapa negara, salah satunya India dalam beberapa waktu belakangan.
Dikatakan Ketua Tim Mitigasi Dokter PB IDI & Ketua Terpilih PB IDI, dr Adib Khumaidi, SpOT, klaster perkantoran mulai menyita perhatian lantaran lonjakan kasusnya. Salah satu solusinya, kata Adib, adalah dengan menjaga protokol disertai persiapan ruang kerja.
“Salah satu solusi yang harus kita lakukan supaya tetap aman dan menghindari paparan adalah dengan mengupayakan adaptasi kehidupan baru, bukan hanya dalam protokol namun juga kesiapan ruang yang memungkinkan orang untuk tetap beraktivitas," papar Adib, dalam diskusi virtual bersama Ikatan Dokter Indonesia (IDI), baru-baru ini.
Dalam kesempatan yang sama, Arsitek & Ahli Rancang Kota, Sigit Kusumawijaya, ST., MSc., IAI, GP, menyebut bahwa tata ruang yang diambil adalah konsep rumah atau bangunan sehat. Pemahaman konsep akan rumah sehat ramah lingkungan diprioritaskan untuk menghindari kesalahpahaman akan anggapan bahwa rumah hijau adalah rumah yang memerlukan biaya perawatan tinggi ataupun rumah yang hanya memiliki banyak lahan hijau, banyak pohon ataupun sekadar dicat hijau.
Korelasinya secara tidak langsung yang nyata dirasakan adalah rumah hijau dan sehat dapat signifikan mengurangi beban dari fasilitas pelayanan kesehatan yang tersedia (puskesmas, klinik dan rumah sakit). Bahkan, survei yang ada menemukan penggunaan bangunan sehat ini memberikan kenyamanan dan terhindari dari penyakit serta adanya penurunan depresi dan stres.
"Terlebih dalam kondisi saat ini rumah hijau dan sehat secara nyata dapat membantu mengurangi tingkat penyebaran tertular penyakit infeksi saluran pernapasan atas (ISPA) termasuk memberikan kenyamanan penghuninya selama pandemi COVID-19," pungkasnya.
Konsep rumah atau bangunan sehat sendiri dimulai dari adanya pergantian udara segar untuk menghilangkan polutan dari plafon dan genteng. Ventilasi dari jendela yang terbuka diharapkan dapat memberikan udara segar tersebut.
Selain itu, jendela yang ada juga diharapkan mampu memberikan sinar matahari langsung sehingga mampu membasmi kuman dan memenuhi kebutuhan vitamin D. Ingat juga, area sanitasi yang mudah dijangkau sangat penting agar seluruh anggota keluarga bisa menerapkan kebiasaan mencuci tangan.
"Walaupun hampir keseluruhan waktu penghuninya berada di dalam rumah, mereka akan tetap dapat merasakan berintensitas dekat dengan alam dan sekitar sehingga akan memberikan ketenangan atau self healing,” kata Sigit selaku Green Professional (GP) dari GBCI dan co-Inisiator Indonesia Berkebun.
#ingatpesanibu
#satgascovid19
#pakaimasker
#jagajarak
#cucitanganpakaisabun