Diagnosis Penyakit Tanpa Operasi, Seberapa Efektif Endoskopi?
- Freepik/freepik
VIVA – Endoscopy atau endoskopi merupakan suatu alat yang digunakan untuk memeriksa organ dalam tubuh, sehingga dapat mendiagnosis kondisi medis tertentu. Prosedur ini dinilai memiliki banyak kelebihan, terutama karena tidak perlu melakukan pembedahan atau operasi.
Selain itu, banyak penyakit yang dapat diagnosis dan diatasi hanya dengan melakukan endoskopi ini. Lalu, seberapa efektif jika melakukan prosedur tersebut?
"Endoskopi sangat membantu. Yang tadinya kita tidak bisa tahu di bagian dalamnya seperti apa, dengan adanya endoskopi kita bisa melihat dengan kamera, dengan mata kepala sendiri," ujar Spesialis anak, Dr. dr. Ariani Dwi Widodo, Sp. A(K), saat peluncuran Bunda Endoscopy Center yang digelar RSIA Bunda, di kawasan Menteng, Jakarta Pusat baru-baru ini.
"Apakah ada luka, perdarahan, radang maag atau ada titik tertentu, kadang-kadang kita menemukan pembuluh darah yang sedang berdarah. Yang seperti itu bisa kita hentikan. Kemudian apakah ada penyempitan, anak dengan susah menelan atau ada yang tersangkut, itu bisa kita tolong," sambung dia.
Secara umum, menurut Ariani, hampir semua orang bisa melakukan tindakan endoskopi, tanpa terkecuali.
"Paling kita betulkan, misalnya kalau tindakannya harus bikin berdarah sedikit, biasanya kita harus cek dulu faktor pembekuan darahnya sudah oke apa belum. Kalau belum, kita betulkan dulu. Ditransfusi. Setelah betul, kita lakukan (endoskopi)," kata dia.
Lebih lanjut, Ariani mengatakan, tindakan ini bisa dilakukan untuk semua usia, bahkan dari bayi baru lahir. Lalu, saat akan dilakukan prosedur ini, apakah pasien akan dibius?
"Pembiusan sering jadi masalah buat orang-orang. Padahal pembiusan pada endoskopi beda dengan pembiusan bedah. Kalau bedah anestesinya dalam, sampai dipotong juga mereka enggak bangun. Kalau di endoskopi namanya sedasi. Jadi, cuma bobo aja. Kadang-kadang anaknya masih gerak-gerak," tuturnya.
Sementara untuk tingkat kesembuhan, Ariani menuturkan hal itu tergantung pada kasus yang dialami pasien.
"Tapi maksudnya sembuh itu adalah dia bisa pulang. Jadi tindakan endoskopi itu bisa rawat jalan sebetulnya, kalau tidak ada tindakan invasif," ungkap dia.
"Kaya misalnya kita potong polip, saya biasanya rekomendasikan menginap semalam. Supaya kita bisa lihat ada perdarahan enggak, setelah tindakan. Biar nanti pulangnya aman. Takutnya pulang, pendarahan di rumah," pungkas dia.
Namun, jika hanya diagnostik, biasanya dokter menyarankan hanya menjalani rawat jalan.
"Jadi dia datang, tindakan, tunggu sebentar sampai bangun, pulang. Setengah hari," tutup dr. Ariani Dwi Widodo.