Minum Es dan Makan Malam Bikin Gemuk? Ini Faktanya

Minum air es saat berbuka.
Sumber :
  • U-Report

VIVA – Banyak asumsi yang beredar di masyarakat terkait pola makan yang dianggap memicu kegemukan. Termasuk asupan dari minuman dingin hingga makan saat malam hari. Bagaimana faktanya?

Mengenal Diet Autofagi yang Disarankan Dokter! Turunkan BB, Cegah Kanker Hingga Jaga Kesehatan Jantung

Mitos yang beredar di masyarakat ini kerap membuat banyak orang salah dalam menerapkan pola makannya. Menurut perwakilan Himpunan Studi Obesitas Indonesia (HISOBI), dr. Dicky L. Tahapary, SpPD -KEMD, PhD, minum es tak berkorelasi dengan kelebihan berat badan.

"Mitos ya, perut jadi buncit karena minum es. Kalau pakai gula, bisa jadi (gemuk). Kalau air es aja enggak ada risiko obesitas. Kalau es teh manis itu yang enggak boleh," ujarnya dalam acara virtual bersama Kementerian Kesehatan, baru-baru ini.

Benarkah Kolesterol Tinggi dan Asam Urat Sebabkan Kanker Pankreas?

Sementara itu, Dicky juga membantah berkaitan dengan mitos makan malam yang memicu kegemukan. Menurut dokter spesialis penyakit dalam itu, makan malam diperlukan oleh tubuh namun dalam waktu yang tepat. Dokter Dicky menyarankan agar menghindari camilan tak sehat seperti cookies dan goreng-gorengan serta rutin konsumsi air putih dan buah. 

"Makan malam jangan terlalu dekat dengan waktu tidur. Jam 6 sore makan malam agar beri waktu proses pencernaan jalan," ucap Dicky.

AHY Bicara Terkait Pertemuan Presiden Prabowo Subianto dengan SBY

Senada, perwakilan Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), DR. Dr. I Gusti Lanang Sidiartha, Sp.A, menyebut asupan minuman dingin tanpa gula tak berkaitan dengan obesitas. Malah, air putih dapat membantu proses pembakaran lemak.

"Air malah termasuk gizi makro sehingga kalau minum air, energi yang masuk tidak ada tapi bisa bakar cadangan lemak dan tingkatkan metabolisme. Makanya selalu minum air putih," tuturnya dalam yang sama.

Sama halnya dengan makan malam, khususnya pada anak, tetap dibutuhkan namun dengan jeda yang tepat sebelum waktu tidur. Dengan asupan makan malam, diharapkan anak bisa tidur nyenyak sehingga saat terbangun di pagi hari, anak tak merasa kelaparan yang malah memicu asupan berlebih.

"Paling tidak butuh waktu 8 jam untuk anak tidur nyenyak, jadi anak harus tidur nyenyak agar paginya tidak terasa sangat lapar. Beda kalau malam tidak tidur nyenyak maka pertumbuhan tidak optimal dan akhirnya risiko obesitas karena paginya makan berlebihan," katanya.

Ilustrasi obesitas/kegemukan.

Gemuk Lemak atau Gemuk Air? Kenali Perbedaannya dan Cara Mengatasinya

Dua tipe utama yang sering ditemui adalah gemuk lemak dan gemuk air. Memahami perbedaan keduanya sangat penting untuk menentukan langkah yang efektif dalam mengatasinya.

img_title
VIVA.co.id
21 November 2024