3 Masalah Pendengaran Ini Bisa Jadi Tanda Terinfeksi COVID-19

Ilustrasi wanita/sedih.
Sumber :
  • Freepik/freepik

VIVA – Pandemi COVID-19 sudah setahun melanda dunia. Selama setahun ini diketahui virus yang diduga berasal dari pasar hewan di Wuhan, China ini menunjukkan sejumlah gejala baru.

Bertemu Prabowo, GAVI Janji akan Perkuat Kerja Vaksin dengan Indonesia

Bukan hanya demam, nyeri dada dan sakit tenggorokan saja. Sejumlah gejala baru juga dilaporkan, salah satunya adalah gangguan pendengaran. Dari apa yang semakin banyak diamati, kehilangan pendengaran bisa menjadi indikator kuat penyebaran COVID-19 di tubuh Anda.

Sebuah studi kolektif terhadap lebih dari 56 studi kasus di Wales yang ditinjau selama lebih dari setahun telah diterbitkan dalam Jurnal Audiologi Internasional. Studi ini menetapkan hubungan umum antara diagnosis COVID-19 dan masalah pendengaran.

Prabowo Sebut Indonesia Bakal Jadi Anggota GAVI, Kucurkan Dana Rp 475 Miliar Lebih

Meskipun sejauh ini virus telah dikaitkan dengan penyebab masalah sepele yang dapat berdampak pada fungsi vital, gejala disfungsi pendengaran dapat berarti bahwa tidak ada alasan bagi kita untuk mengabaikan gejala terbaru.

Dilansir dari laman Times of India, Rabu, 24 Maret 2021, berikut ini 3 gejala COVID-19 yang perlu diperhatikan.

PM Singapura Positif Covid-19 Setelah Kunker ke Beberapa Negara

1. Tinnitus

Dengung atau suara bising yang tidak henti-hentinya di salah satu atau kedua telinga dapat ditandai dengan tinnitus. Hal yang paling mengganggu dari sensasi yang tidak menyenangkan ini adalah bahwa suara tersebut sebenarnya tidak dihasilkan secara eksternal dan tidak dapat dirasakan oleh orang-orang di sekitar Anda.

Bagi beberapa orang, rasa sakit yang terkait dengan tinbitus bisa sangat buruk, sehingga dapat membuat mereka berada dalam kondisi yang sangat melemahkan. Ini juga bisa menjadi pengembangan pasca COVID-19 yang tersisa.

Meskipun ini bukan gejala klasik yang terkait dengan COVID-19, dokter percaya bahwa perkembangannya tidak aneh. Seperti virus lain yang menyebabkan infeksi telinga dan sinus, nyeri tinnitus bisa jadi merupakan reaksi sistem kekebalan yang berlebihan, yang dapat menyebabkan gangguan antara sinyal telinga dan otak.

Meskipun demikian, tinnitus bisa menjadi gejala yang sangat mengganggu untuk dialami, tanpa adanya rencana perawatan.

Jika Anda mengalami tinnitus sebagai kemungkinan infeksi virus, obat anti-inflamasi atau steroid dapat diberikan untuk meredakan masalah. Lakukan pengujian sekaligus jika Anda mencurigai adanya masalah.

2. Kehilangan pendengaran

Kehilangan pendengaran, di satu atau kedua telinga bisa menjadi kemungkinan gejala COVID-19 yang sekarang dilaporkan di seluruh dunia.

Sesuai penelitian di Wales, gangguan pendengaran terlihat di lebih dari 7,6 persen kasus, dan untuk beberapa kasus, kehilangan pendengaran juga berubah menjadi tanda degradasi berkepanjangan setelah melawan COVID-19 yang disebabkan oleh peradangan yang meluas dan gangguan pendengaran yang disebabkan oleh virus.

Meskipun tidak ada bukti klinis yang menunjukkan bagaimana COVID-19 dapat bermanifestasi menjadi masalah pendengaran dengan proporsi seperti itu, kehilangan pendengaran telah dilaporkan terjadi pada rentang usia yang luas, dan untuk mereka yang menderita virus korona ringan hingga parah, yang mana membutuhkan rawat inap.

Ada juga studi kasus yang melaporkan kehilangan pendengaran secara tiba-tiba, disertai tinnitus.

3. Vertigo

Baik WHO maupun otoritas kesehatan mana pun tidak mengaitkan pusing atau vertigo sebagai gejala COVID-19 yang khas. Namun, saat ini, terdapat bukti konklusif yang menunjukkan bahwa pusing dan vertigo dapat disebabkan oleh virus COVID-19 dan sering menyerang orang yang mungkin tidak mengalami gejala lain.

Vertigo yang disebabkan oleh kerusakan konsekuensial pada keseimbangan telinga dan peradangan dapat terjadi pada sekitar 11 persen kasus. Seseorang mungkin merasa seperti tidak seimbang, berputar dan merasa ingin muntah dan mengalami mual akut.

Pusing dan vertigo juga bisa menyerang jika ada peradangan saraf vestibular yang cukup besar, yang bertanggung jawab untuk mengirimkan informasi ke otak Anda tentang keseimbangan dan koordinasi.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya