Dinda Hauw Kena COVID-19 Saat Hamil, Dokter Ungkap Bahayanya
- Instagram Dinda Hauw
VIVA – Kabar Dinda Hauw yang divonis terinfeksi COVID-19 di tengah masa kehamilannya mengejutkan publik. Dinda yang sedang hamil 6 bulan, dan juga sang suami, Rey Mbayang mengumumkan mereka menderita COVID-19 beru-beru ini lewat akun Instagram milik Rey.
Tentu untuk para ibu hamil, kondisi yang dialami Dinda Hauw bisa memberikan kekhawatiran. Seperti apa penjelasan dokter, ketika ibu hamil terpapar COVID-19?
Ketua Pokja JKN POGI dan Dokter Spesialis Kandungan dari RSUD dr Soetomo Surabaya, dr Manggala Pasca Wardhana, SpOG(K) menjelaskan tentang seberapa bahaya jika ibu hamil mengidap COVID-19.
"Jadi berbahaya untuk kandungannya kalau COVID-nya juga dalam kondisi berat. Pada kondisi seperti ini ada risiko kebutuhan perawatan intensif dan (risiko) persalinan prematur yang lebih tinggi," katanya lewat pesan WhatsApp pada VIVA.
Namun, lanjutnya, jika ibu hamil menderita COVID-19 dalam kondisi ringan atau bahkan asimptomatik, mayoritas bumil dalam kondisi ini tidak terlalu berpengaruh. Meski begitu, ibu hamil diminta untuk tidak stres.
"Jadi penting untuk tidak stres, menjaga imun agar tetap dalam kondisi baik selama masa isolasi," ujarnya lagi.
Bagaimana dengan kondisi janin, apakah bisa menular ke janin?
mengenai hal ini, dr Manggala meyakinkan, sampai saat ini belum ada bukti penularan janin dalam rahim. Kalau saat persalinan biasanya lebih disebabkan penularan saat persalinannya. Jadi pada kondisi hamil 6 bulan ini relatif aman meskipun butuh penelitian yang lebih banyak lagi.
Yang terpenting katanya, konsultasikan ke dokter kandungan untuk mendapatkan penanganan COVID-19 maupun penanganan kehamilannya secara optimal. "Pada umumnya tidak perlu pengobatan khusus, cukup istirahat cukup, makan-makanan bergizi, olahraga ringan, jangan stres dan tetap positif menjalani kehamilan dan isolasinya."
Nah, tetapi, jika ibu hamil memiliki penyakit penyerta seperti diabetes dan hipertensi yang spesifik sering terjadi akibat kehamilannya bisa didiskusikan dengan dokter segera.
Apakah mungkin saat bayi lahir, ibu dan bayi bisa dilakukan rawat gabung?
dr Manggala mengatakan, hal ini, tergantung kondisi ibu dan bayinya. Jika keduanya baik masih bisa melakukan rawat gabung tentunya dengan protokol kesehatan yang ketat untuk mencegah penularan. Bila ragu dan takut menularkan bisa juga menggunakan ASI Perah, sangat penting untuk mendiskusikan plan dengan tim dokter nantinya.
"Protokol kesehatan ketat, tidak hanya bumilnya namun seluruh keluarga satu rumah atau yag berinteraksi. Mendekati persalinan sebaiknya bumil lebih banyak stay at home," tegasnya.
Perlu diketahui pula, kasus ibu hamil menderita COVID-19 perlu diwaspadai. dr Manggala bahkan mengungkapkan, di tempatnya melakukan praktik di RSUD dr Soetomo Surabaya, tercatat ada 155 ibu hamil menderita COVID-19 menurut data satu tahun belakangan ini.