BPOM Jawab Isu Kadaluwarsa Vaksin COVID-19

Ilustrasi Vaksin Covid-19
Sumber :
  • VIVA/M Ali Wafa

VIVA – Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) RI meluruskan isu terkait masa kadaluwarsa vaksin COVID-19. Pihak BPOM menegaskan, masa kadaluwarsa vaksin diberikan dalam batas enam bulan dengan beberapa alasan.

CIA Duga Kuat COVID-19 dari Kebocoran Laboratorium di Wuhan, China Bereaksi Keras

Faktor utamanya dikaitkan dengan keterbatasan data stabilitas vaksin oleh pihak produsen. Dalam hal ini, produsen yang dimaksud adalah Bio Farma yang mengembangkan bahan baku vaksin untuk kemudian diproduksi di dalam negeri.

"Vaksin-vaksin COVID-19 yang ada saat ini adalah vaksin yang baru, yang proses produksinya juga baru dilakukan sehingga data-data stabilitas dari vaksin tersebut masih sangat terbatas," ujar Juru Bicara Vaksinasi COVID-19 BPOM Lucia Rizka Andalusia dalam konferensi pers virtual di kanal Youtube Kemkominfo TV, Jumat 19 Maret 2021.

CIA Duga COVID-19 Berasal dari Kebocoran Laboratorium di China, Menurut Media AS

Rata-rata, lanjut Lucia, data stabilitas yang diberikan oleh industri farmasi pada vaksin hanya sepanjang tiga bulan. Namun, BPOM memberikannya dalam jangka lebih panjang dengan dua kali masa stabilitas tersebut.

Fleksibilitas yang menjadi alasan BPOM memperpanjang masa kadaluwarsa vaksin tersebut. Sebab, vaksin-vaksin tersebut merupakan jenis produk yang dapat segera digunakan.

Bukan COVID-19 atau HMPV, Ternyata Ada Virus Ini yang Jauh Lebih Berbahaya Bagi Manusia

"Berdasarkan data stabilitas 3 bulan tersebut, BPOM dapat memberikan batas kedaluwarsa vaksin tersebut selama 6 bulan, atau dua kali masa stabilitas. Hal ini merupakan suatu fleksibilitas yang diberikan oleh regulatory, mengingat vaksin adalah produk fast moving yang dapat segera digunakan," imbuh Luciana.

Perlu diketahui, vaksin Sinovac yang datang pada tahap pertama berjumlah 3 juta dosis, terdiri dari 1,2 juta dosis vaksin tiba awal Desember dan 1,8 juta dosis vaksin tiba pada akhir Desember 2020. Vaksin ini diproduksi pada September-November 2020 dengan shelf life dari produsen selama 3 tahun.

Sementara itu, dari BPOM berdasarkan data stability produk, diklaim bahwa vaksin COVID-19 produksi Sinovac oleh Bio Farma memiliki masa simpan selama 6 bulan. Juru Bicara Vaksinasi COVID-19 Kementerian Kesehatan Siti Nadia Tarmizi menegaskan ketentuan ini bukan bermaksud untuk mempercepat masa simpan vaksin, melainkan wujud kehati-hatian pemerintah dengan tidak begitu saja menerima data dari produsen.

“Bukan ada percepatan dari Badan POM terkait masa simpan ini, tetapi Badan POM melihat bahwa shelf life daripada vaksin ini tidak semata-mata berdasarkan informasi yang disampaikan oleh produsen tetapi berdasarkan pada data stabilitas yang ada,” kata Nadia dalam konferensi pers Perkembangan Vaksinasi Covid-19 yang digelar secara virtual beberapa waktu lalu.

Jubir baru Kementerian Luar Negeri China Mao Ning menjalankan tugas perdana

CIA Dukung Teori COVID-19 dari Kebocoran Lab di China, Beijing Minta AS Stop Manipulasi

China meminta AS berhenti mempolitisasi dan memanipulasi isu asal-usul virus corona, berhenti mencemarkan nama baik negara lain, dan berhenti melemparkan kesalahan.

img_title
VIVA.co.id
28 Januari 2025