Komentari Aprilia Manganang, dr. Boyke: Bukan Operasi Ganti Kelamin

Aprilia Manganang saat berseragam timnas Indonesia
Sumber :
  • Aprilia Manganang instagram

VIVA – Seksolog, dr. H. Boyke Dian Nugraha, SpOG MARS, atau akrab disapa dr. Boyke, turut mengomentari kelainan hipospadia yang diidap mantan atlet voli putri nasional sekaligus prajurit Korps Wanita TNI Angkatan Darat (Kowad), Sersan Dua (Serda), Aprilia Manganang

Makan Torpedo Kambing Bisa Naikan Gairah Seksual? Ini Kata Dokter Boyke

Menurut dokter Boyke, janin yang nantinya jadi hipospadia, biasanya dilahirkan salah satunya dari ibu prematur. Selain itu, Boyke turut mengungkap pemicu lain mengapa anak bisa mengidap hipospadia. 

"Yang kedua adalah ibu tersebut mendapatkan lingkungan yang tidak sehat, peptisida, suami-suami yang merokok ataupun misalnya si ibu diberikan terapi-terapi hormon untuk mendapatkan anak, kecantikan, atau keperluan yang lain," ujarnya dalam tayangan Kabar Petang di tvOne, dikutip VIVA, Kamis 11 Maret 2021. 

Mr P Tak 'Bangun' di Pagi Hari Bisa Tanda Bahaya? Bagaimana Cara Obatinya?

Selain itu, menurut Boyke, ada keturunan dari keluarganya yang juga mengalami hipospadia. Misalnya dari sang kakek atau pamannya. 

"Kemudian mereka juga kurang mengonsumsi asam folat. Atau si ibu saat hamil menderita penyakit diabetes. Belum lagi infeksi-infeksi seperti toksoplasma, rubella, CMV (Cytomegalovirus), herpes 1 dan 2," lanjut dia. 

Terpopuler: Keluarin di Luar Kenapa Masih Bisa Hamil? Ngantuk Parah Usai Makan Siang Tanda Diabetes?

Jadi, menurut Boyke, banyak faktor yang bisa membuat seorang ibu mengandung janin yang lahir menjadi bayi dengan hipospadia. Boyke pun menegaskan, kalau hipospadia yang diderita Aprilia, bukanlah operasi ganti kelamin. 

"Sekali lagi ini bukan operasi ganti kelamin, ini operasi menutup muara saluran kencing yang tadinya di pangkal, sehingga mirip seperti lubang vagina, jadi di ujung. Dan ini yang melakukan adalah dokter urologi yang dengan konsultan urologi untuk anak, biasanya seperti itu," kata dia. 

Boyke lebih lanjut menuturkan, bidan saja kadang tidak bisa mendiagnosa kelainan ini, karena alat kelamin pada bayi demikian kecilnya, sehingga ketika ada belahan di ujung, yaitu di antara dua skrotum, itu dianggap sebagai wanita. 

"Tetapi dengan perkembangan, skrotumnya akan tumbuh kemudian menghasilkan hormon testosteron, maka sifat kelaki-lakiannya pun akan tumbuh," ungkapnya. 

Maka dari itu, Boyke turut berpesan pada masyarakat, khususnya ibu hamil agar benar-benar menjaga janin yang dikandungnya. 

"Oleh karena itu kepada masyarakat khususnya wanita yang sedang hamil, tolong hamil itu harus dalam keadaan sehat. Jauhi asap rokok, peptisida dan hal-hal yang bisa membuat cacat bawaan pada janin. Karena ini merupakan cacat bawaan," tegas dr. Boyke. 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya