Jenis Hingga Perawatan, 4 Fakta Seputar Hipospadia
- Aprilia Manganang instagram
VIVA – Mantan pemain tim nasional bola voli putri, Aprilia Manganang membuat geger pada Selasa 9 Maret 2021. Dia dinyatakan sebagai seorang pria lewat pernyataan dari Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI Andika Perkasa. Hal ini baru diketahui usai pemeriksaan medis pada Februari 2021 di RSPAD Gatot Subroto, Jakarta Pusat.
"Serda Aprilia punya kelainan pada sistem reproduksinya sejak lahir Kelainan ini kita ketahui dengan istilah hipospadia," tutur Andika di Markas Besar TNI AD (Mabesad), Jalan Veteran, Jakarta Pusat, Selasa 9 Maret 2021.
Hipospadia diketahui merupakan kondisi bawaan yang relatif jarang ditemukan. Hipospadia adalah cacat lahir pada anak laki-laki di mana pembukaan uretra tidak terletak di ujung penis. Pada anak laki-laki dengan hipospadia, uretra terbentuk secara tidak normal selama minggu ke 8-14 kehamilan.
Lantas bagaimana penjelasan mengenai Hipospadia? Berikut ini sejumlah fakta mengenai Hipospadia seperti dikutip dari laman CDC.
Jenis hipospadia
Jenis hipospadia yang dimiliki anak laki-laki tergantung pada lokasi pembukaan uretra, yakni:
-Subkoronal: Pembukaan uretra terletak di suatu tempat di dekat kepala penis.
- Mildshaft: Pembukaan uretra terletak di sepanjang batang penis.
-Penoscrotal: Pembukaan uretra terletak di tempat pertemuan penis dan skrotum.
-Jenis lainnya: Anak laki-laki dengan hipospadia terkadang memiliki penis yang melengkung. Mereka mungkin memiliki masalah dengan penyemprotan urin yang tidak normal dan mungkin harus duduk untuk buang air kecil. Pada beberapa anak laki-laki dengan hipospadia, testis belum sepenuhnya turun ke dalam skrotum.
Jika hipospadia tidak ditangani dapat menyebabkan masalah di kemudian hari, seperti kesulitan melakukan hubungan seksual atau kesulitan buang air kecil saat berdiri.
Berapa banyak bayi yang terlahir dengan hipospadia?
Para peneliti memperkirakan bahwa sekitar 1 dari setiap 200 bayi lahir dengan hipospadia di Amerika Serikat, 1,2 menjadikannya salah satu cacat lahir yang paling umum.
Penyebab dan faktor risiko
Penyebab hipospadia pada kebanyakan bayi tidak diketahui. Dalam kebanyakan kasus, hipospadia dianggap disebabkan oleh kombinasi gen dan faktor lain, seperti hal-hal yang bersentuhan dengan ibu di lingkungannya, atau makanan atau minuman ibu, atau obat-obatan tertentu yang ia gunakan selama kehamilan.
Dalam beberapa tahun terakhir, para peneliti CDC telah melaporkan temuan penting tentang beberapa faktor yang mempengaruhi risiko melahirkan bayi laki-laki dengan hipospadia:
- Usia dan berat: Ibu yang berusia 35 tahun atau lebih dan dianggap obesitas memiliki risiko lebih tinggi melahirkan bayi dengan hipospadia.
- Perawatan kesuburan: Wanita yang menggunakan teknologi reproduksi berbantuan untuk membantu kehamilan memiliki risiko lebih tinggi melahirkan bayi dengan hipospadia.
- Hormon tertentu: Wanita yang mengonsumsi hormon tertentu sebelum atau selama kehamilan terbukti memiliki risiko lebih tinggi melahirkan bayi dengan hipospadia.
Perawatan
Perawatan untuk hipospadia tergantung pada jenis cacat yang dimiliki anak laki-laki tersebut. Sebagian besar kasus hipospadia memerlukan pembedahan untuk memperbaiki defek.
Jika diperlukan pembedahan, biasanya dilakukan saat anak laki-laki berusia antara 3–18 bulan. Dalam beberapa kasus, pembedahan dilakukan secara bertahap.
Beberapa perbaikan yang dilakukan selama operasi mungkin termasuk menempatkan pembukaan uretra di tempat yang tepat, memperbaiki lekukan di penis, dan memperbaiki kulit di sekitar pembukaan uretra. Karena dokter mungkin perlu menggunakan kulup untuk melakukan beberapa perbaikan, bayi laki-laki dengan hipospadia sebaiknya tidak disunat.