Ujicoba Vaksinasi COVID-19 Bakal Dilanjutkan

Pemain ganda putra Indonesia, Mohammad Ahsan saat divaksin COVID-19.
Sumber :
  • Instagram: Mohammad Ahsan

VIVA – Pandemi COVID-19 hingga kini belum berakhir. Untuk menurunkan kasusnya, program vaksinasi COVID-19 terus digalakkan. Bahkan untuk memaksimalkan program ini, vaksinasi COVID-19 makin terus duji secara klinis. Jika sukses dijalankan, vaksinasi bisa dijadikan sebagai salah satu upaya untuk menghentikan laju pandemi COVID-19 khususnya di Indonesia.

Setelah vaksin pertama berhasil dilaksanakan pada Januari 2021 lalu dan Presiden Joko Widodo menjadi orang pertama yang mendapatkan vaksin tersebut, tentunya menambah keyakinan bagi masyarakat bahwa melakukan vaksin itu penting untuk pencegahan dan juga bukti vaksin ini aman. 

Program vaksinasi juga sebelumnya telah dilaksanakan di Bandung. Dan  tak lama lagi, akan dilakukan fase ujicoba ke 3. Ini akan dilaksanakan di DKI Jakarta, melibatkan sebanyak 2000 relawan dan nantinya akan bertahap ke beberapa daerah lain di Indonesia.

"Sudah terdaftar di WHO fase 1 dan 2 telah di publikasi, melihat keamanan dan daya lindung yang cukup tinggi juga efek sampingnya yang minim. Secara global, uji klinis fase III vaksin COVID-19 Longcom ini akan dilakukan di beberapa negara pada 29 ribu orang relawan. Nantinya setelah melaksanakan vaksin hasilnya akan terus di pantau hingga 1 tahun setelah tiga kali penyuntikan atau 14 bulan setelah vaksin pertama," kata Dekan Fakultas Kedokteran UI, Prof.Dr.dr.Hindra Irawan Satari, selaku Principal Investigator dalam konferensi virtual Studi Vaksin COVID-19 Longcom Selasa, 9 Maret 2021. 

Bukan cuma di indonesia, vaksinasi ini juga dilakukan di Uzbekistan 7.000 orang, Ekuador 7.000 orang, Pakistan 10.000 orang, China 1.000 orang, dan Indonesia sendiri 4.000 orang yang belum lama ini telah dilaksanakan di Bandung.

"Uji klinis fase III di Indonesia akan dilaksanakan di Jakarta pada 2.000 relawan dan di Bandung pada 2.000 orang relawan dengan target kelompok umur 18 tahun ke atas (termasuk untuk usia di atas 59 tahun)," tuturnya.

Vaksin yang akan digunakan pada uji klinis ini juga telah melalui pengujian mutu oleh Pusat Pengembangan Pengujian Obat dan Makanan Nasional (PPPOMN) dan terbukti memenuhi persyaratan mutu dengan diterbitkannya Sertifikat Lot Release pada tanggal 23 Februari 2021.

"Kami selalu mendukung dan berperan aktif membantu Pemerintah dalam rangka penanggulangan pandemi COVID-19 di Indonesia. Kami berkomitmen akan terus berkoordinasi dengan BPOM. Kementerian Kesehatan, Kementerian Luar Negeri, Satuan Tugas Covid-19, dan Pemerintah Daerah," kata Prof. Dr. dr. Hindra Irawan Satari.

Lekas Pulih dari COVID-19, Indonesia Sukses Lalui Pandemi Mencekam

Ketua Satgas Imunisasi dalam Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) sekaligus Ketua Indonesia Technical Advisory Group on Immunization (ITAGI) Profesor Dr.dr Sri Rezeki Hadinegoro pun mengungkapkan bahwa manusia harus takut pada COVID-19, tapi jangan takut pada vaksinnya. Karena apapun bentuk vaksinnya jika sudah melewati uji klinis apalagi fase 1 dan 2 itu sudah sangat aman. 

"Bahwa keamanan vaksin telah dipantau dan dinilai keamananya terlebih dahulu terhadap hewan baru ke manusia. Jadi penilaian keamanan vaksin dari itu sudah sejak tahap awal semua produk vaksin yang dihasilkan oleh peneliti di dunia hampir sama kualitasnya hanya kapasitasnya saja yang terbatas sehingga di Indonesia pun datangnya secara bertahap," katanya.

INFOGRAFIK: PBB Puji Keberhasilan Indonesia Atasi Covid-19

Laporan: Aufa Prasya Namyra

Virus Corona atau Covid-19.

How an App Became Indonesia's Essential Weapon Against Covid-19

Indonesia once faced the challenges of the Covid-19 pandemic. As part of an effort to provide early prevention it, can be done by an app.

img_title
VIVA.co.id
4 November 2024