Pasien Ginjal Kronik Meningkat, Obat Cuci Darah Ini Masuk Daftar BPJS

Ilustrasi ginjal.
Sumber :
  • U-Report

VIVA – Berdasarkan survei Kementerian Kesehatan tahun 2018, prevalensi penyakit ginjal kronis di Indonesia mencapai 3,8 orang per satu juta penduduk. Angka ini meningkat dari 2,0 orang per juta penduduk pada tahun 2013.

Dukung Akses Perawatan Ginjal Kronis, Distribusi Mesin Hemodialisis Segera Jangkau Seluruh Indonesia

Artinya, data tersebut menemukan bahwa 3.800 orang dari satu juta masyarakat Indonesia menderita penyakit ginjal kronik yang meningkat sekitar 1,9 kali lipat selama lima tahun. Dengan meningkatnya jumlah pasien, biaya pengobatan menjadi masalah. Apalagi, sekitar 60 persen pasien penyakit ginjal kronis membutuhkan cuci darah.

Cuci darah sendiri memang ditanggung oleh Badan Jaminan Kesehatan Sosial (BPJS). Namun, biaya pengobatan untuk penyakit tersebut dapat mencapai Rp2,6 triliun. Itu merupakan biaya perawatan kesehatan tertinggi kedua dari semua penyakit di Indonesia setelah penyakit kardiovaskular

Kondisi Terkini Abdee Slank Usai Dirawat di RS Sebulan Lebih

Karena cakupan asuransi pengobatan penyakit ginjal kronis, sebagian besar pasien biasanya hanya mendapatkan perawatan Erythropoietin (EPO) dua kali sebulan. Salah satu obat EPO yang kini telah tersedia di BPJS yakni dari Daewoong Infion, merupakan pilihan pengobatan anemia yang terjangkau.

EPO dilakukan untuk mengatasi jumlah pasien penyakit ginjal kronik yang terus meningkat. Dengan demikian, pasien yang kurang mampu akan tetap mendapatkan perawatan berkualitas tinggi.

Alat Dialyzer Diproduksi Lokal, Pasien Gagal Ginjal Tak Perlu Jauh-jauh Cuci Darah

"Kualitas hidup masyarakat Indonesia lebih baik dengan menyediakan obat-obatan unggul dan aman dengan harga yang terjangkau. EPO juga bersertifikasi halal, di mana ini sebagai obat yang diturunkan dari sel hewan pertama di dunia,” kata President Director, Daewoong Infion, Chang- woo Suh, dikutip dari keterangan persnya, Rabu 3 Maret 2021.

Sebelum produk EPO dari Daewoong Infion tersedia, semua perawatan menggunakan obat impor yang mahal. Namun, melalui produksi langsung Daewoong Infion EPO di dalam negeri, penghematan harga obat asuransi dapat ditingkatkan dari 40% menjadi 60%.

“Kami berencana memimpin pengembangan dan menjadikan Indonesia sebagai kiblat biofarmasi dengan melakukan penelitian, mengeksplorasi biofarmasi baru melalui kerjasama terbuka dengan pemerintah dan perguruan tinggi Indonesia,” tuturnya.

Ilustrasi penyakit ginjal/sakit pinggang.

Miris, 85 Persen Pasien Cuci Darah Ada di Rentang Usia Produktif

Berdasarkan data BPJS Kesehatan, cuci darah dinyatakan sebagai tindakan dengan biaya terbesar keempat pada pengeluaran BPJS dengan pengeluaran tahun 2023 sebesar Rp2,9 T.

img_title
VIVA.co.id
23 Desember 2024