Cegah Komplikasi, Ini Hal Penting yang Harus Dijaga Pasien Kanker

Ilustrasi wanita penderita kanker
Sumber :
  • U-Report

VIVA – Penyakit kanker menjadi penyebab kematian ketiga terbanyak di Indonesia setelah jantung dan stroke, dan penyebab kematian kedua terbanyak di dunia. Pada tahap awal perkembangannya, kanker tidak menimbulkan gejala dan biasanya baru terdeteksi saat telah mencapai stadium lanjut. 

Hal inilah yang menjadi salah satu penyebab tingginya tingkat kematian akibat kanker. Dari tahun ke tahun, jumlah penderita kanker di Indonesia bahkan terus mengalami peningkatan. 

Pada tahun 2013 saja disebutkan bahwa jumlah penderita kanker di Indonesia berada pada angka 1,4 per 1.000 penduduk. Dan jumlah tersebut naik menjadi 1,79 per 1000 penduduk pada 2018. 

Menurut dr. Dedyanto Henky Saputra, M.Gizi., hal ini perlu mendapat perhatian khusus, terutama di masa pandemi seperti saat ini. 

"Pada saat awal perkembangan, kanker tidak menimbulkan gejala sehingga banyak pasien kanker yang tidak menyadari. Bila dikenali sejak awal, kanker besar kemungkinan bisa dikendalikan," ujarnya saat Media Gathering Nutrican yang digelar Kalbe Farma secara virtual, Kamis 25 Februari 2021. 

Dokter Dedyanto lebih lanjut menjelaskan, secara umum penanganan kanker terbagi menjadi pengobatan lokal dan sistemik. Pengobatan lokal meliputi operasi dan radiasi, sedangkan pengobatan sistemik mencakup kemoterapi, terapi target, dan imunoterapi. 

"Selama menjalani pengobatan, pasien umumnya mengalami beberapa efek samping. Misalnya kesulitan makan baik karena pengobatan yang dijalani, maupun hilangnya nafsu makan. Di sisi lain, pasien harus tetap mendapatkan nutrisi yang baik selama menjalani perawatan," ujar dia. 

Menurut Dedyanto, nutrisi yang tepat menjadi penting karena bisa mempertahankan berat badan, mencegah komplikasi, dan meningkatkan daya tahan tubuh. Di mana peningkatan daya tahan tubuh akan menentukan tindakan selanjutnya dalam penanganan kanker. 

Kemenkes Catat BPJS Keluarkan Dana Rp5,9 Triliun untuk Pengobatan Kanker

"Selama pengobatan, mulut penderita mungkin menjadi pahit atau penuh sariawan sehingga menyulitkan untuk menelan makanan padat. Salah satu cara untuk menjaga asupan nutrisi adalah dengan mengonsumsi makanan berbentuk cair," saran dia. 

Dedyanto memaparkan, jika kesulitan mengonsumsi nutrisi padat, bisa diganti dengan nutrisi cair sebagai pelengkap maupun pengganti sebelum, selama, maupun sesudah menjalani terapi. 

Jangan Putus Asa! Kanker Serviks Bisa Disembuhkan, Asal...

"Dukungan nutrisi yang tepat akan mengoptimalkan terapi kanker pada pasien," kata dr. Dedyanto.

Ilustrasi Program Makan Siang Gratis

Simulasi Pemberian Makan Bergizi Gratis Diuji Coba di 4 Sekolah Sulawesi Utara

Salah satu program pemerintah, pemberian Makanan Bergizi Gratis (MBG) kepada anak-anak di sekolah, juga menjadi salah satu upaya membantu mewujudkan visi Indonesia Emas.

img_title
VIVA.co.id
18 Desember 2024