Menghirup Ini Kurangi Keparahan Gejala COVID-19 hingga 90 Persen
- Freepik
VIVA – Meski vaksin COVID-19 sudah mulai diberikan di berbagai negara, namun bukan berarti kita lengah untuk menerapkan protokol kesehatan. Para peneliti pun masih mencari cara lain untuk mengurangi gejala COVID-19. Termasuk yang berikut ini.
Ya, biasa digunakan untuk mengobati asma dan penyakit paru obstruktif kronik (PPOK), menggunakan inhaler menjadi cara baru untuk mengurangi keparahan gejala COVID-19, demikian temuan sebuah studi baru.
Menurut penelitian baru yang dilakukan oleh NIHR Oxford Biomedical Research Center (BRC), obat inhaler budesonide dapat mengurangi risiko penyakit COVID-19 yang parah hingga 90 persen.
Dilansir dari Times of India, Kamis, 18 Februari 2021, penelitian tersebut mengamati 146 orang. Separuhnya diberi inhaler budesonide dua kali sehari dengan dosis 800 mikrogram. Separuh lainnya diberi plasebo selama 28 hari. Lalu, apa yang terjadi?
Orang yang menggunakan inhaler, tidak hanya 90 persen lebih kecil kemungkinannya untuk mendapatkan perawatan COVID-19, tetapi mereka juga melaporkan durasi demam yang lebih pendek dan gejala jangka panjang yang lebih pendek.
Para ahli mengatakan, gejala persisten setelah penyakit muncul sebagai masalah jangka panjang. Dan inhaler ini dapat membantu mencegahnya.
Penelitian ini terinspirasi berdasarkan pengamatan dari beberapa pasien asma kronis yang dirawat di rumah sakit selama beberapa bulan awal pandemi, yang ternyata bertentangan dengan apa yang diperkirakan.
Setelah penelitian ini, para ahli menemukan bahwa berkat penggunaan inhaler kortikosteroid, obat ini dapat mencegah efek pernapasan yang lebih serius pada pasien ini. Namun, studi tersebut belum ditinjau oleh rekan sejawat.
Ingat, saat ini jumlah kasus COVID-19 di Indonesia masih tinggi. Untuk itu jangan lupa tetap patuhi protokol kesehatan dan lakukan 3M: Memakai Masker, Menjaga Jarak dan Jauhi Kerumunan serta Mencuci Tangan Pakai Sabun,
#pakaimasker
#jagajarak
#cucitangan
#satgascovid19
#ingatpesanibu