Riset: Penambahan Berat Badan Bisa Prediksi Kematian

Berat badan
Sumber :
  • Times of India

VIVA – Berat badan berlebih dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan, termasuk diabetes tipe 2, tekanan darah tinggi atau hipertensi, dan penyakit kardiovaskular.

Sebuah studi baru-baru ini meneliti bagaimana mengukur indeks massa tubuh (BMI) seseorang dari waktu ke waktu dapat membantu memperkirakan risiko penyakit dan kematian di kemudian hari. Para ilmuwan mempublikasikan temuan mereka dalam Annals of Epidemiology.

"Dampak kenaikan berat badan pada kematian itu kompleks. Itu tergantung pada waktu dan besarnya kenaikan berat badan dan di mana BMI dimulai," kata Dr. Hui Zheng, penulis utama studi dan profesor sosiologi di Ohio State University di Columbus, dilansir Medical News Today, Senin 8 Februari 2021.

Dalam penelitian tersebut, para peneliti menganalisis data riwayat medis dari Framingham Heart Studi (FHS), di mana para ilmuwan melacak kesehatan dari tiga generasi.

Setelah menghapus peserta FHS dengan data yang tidak lengkap, tim peneliti membentuk 4.576 individu dari kohort FHS asli dan 3.753 peserta dalam kohort keturunan. Para peneliti selanjutnya membatasi analisis mereka dengan hanya memasukkan individu minimal berusia 31 tahun pada awal penelitian. 

Pada tahun 2011, sebanyak 3.913 individu dari kelompok asli dan 967 individu dari kelompok keturunan telah meninggal. Beberapa faktor yang memengaruhi kematian, antara lain merokok, tingkat pendidikan dan jenis kelamin. 

Setelah menganalisis bagaimana BMI peserta berevolusi selama bertahun-tahun, para peneliti menemukan bahwa peserta yang lebih tua umumnya termasuk dalam salah satu dari tujuh lintasan BMI.

Namun, di antara generasi kedua, hanya ada enam lintasan BMI karena hanya sedikit anggota kelompok ini yang mengalami penurunan berat badan selama hidup mereka.

Cara Menggunakan Aplikasi Penghitung Kalori untuk Diet Sehat dan Efektif

Para peneliti menemukan, pada kedua generasi, mereka yang memiliki BMI sehat di awal masa dewasa dan kemudian secara bertahap menambah berat badan seiring bertambahnya usia cenderung hidup lebih lama. Namun, ini hanya terjadi jika mereka tidak mengalami obesitas.

Para penulis berspekulasi, memiliki berat badan ekstra dalam jumlah sedang di usia tua, dapat memberikan perlindungan terhadap masalah-masalah, seperti kekurangan nutrisi dan hilangnya otot serta kepadatan tulang karena penyakit kronis.

Shindy Fioerla Sukses Turunkan Berat Badan 69 Kg Lewat Operasi SADI-S

Peserta yang berat badannya tetap dalam kisaran sehat sepanjang hidup mereka memiliki risiko kematian terendah kedua, diikuti oleh mereka yang kelebihan berat badan, tetapi tetap pada berat yang sama selama hidup mereka. 

Berikutnya, datanglah orang-orang dengan berat badan kurang dan kemudian, pada generasi yang lebih tua, mereka yang pada awalnya mengalami kelebihan berat badan tetapi mengalami penurunan berat badan seiring bertambahnya usia.

Tantangan Terbesar Penanganan Kanker di Indonesia, Ternyata Berasal dari Masyarakat Sendiri

Orang yang paling tidak mungkin bertahan hidup adalah orang yang mengalami obesitas di masa dewasa awal dan terus mengalami kenaikan berat badan.

"Pesan utamanya adalah bagi mereka yang memulai dengan berat badan normal di awal masa dewasa, menambah berat badan sedikit sepanjang hidup dan memasuki kategori kelebihan berat badan di masa dewasa nanti, sebenarnya dapat meningkatkan kemungkinan untuk bertahan hidup," kata Dr. Zheng.

Para peneliti menemukan, generasi kedua mengembangkan kelebihan berat badan dan obesitas lebih awal dalam hidup dibandingkan orang tua mereka. 

"Lintasan BMI yang lebih tinggi pada generasi muda cenderung bergeser ke atas pada usia lebih awal dibandingkan dengan orang tua mereka," lanjut dia. 

Berkat kemajuan dunia medis, penulis studi tersebut menjelaskan, orang dengan obesitas lebih mungkin untuk bertahan hidup sekarang daripada di dekade sebelumnya. Namun, Dr. Zheng memperingatkan tren ini masih berdampak pada masyarakat. 

"Meskipun risiko kematian yang terkait dengan lintasan obesitas telah menurun dari generasi ke generasi, kontribusinya terhadap kematian populasi meningkat dari 5,4 persen pada kelompok awal menjadi 6,4 persen pada kelompok keturunan," ujarnya. 

Studi tersebut mendukung temuan studi 2013 oleh Dr. Zheng dan lainnya, yang menemukan bahwa orang yang mengalami kelebihan berat badan di usia 50-an tetapi menjaga berat badan relatif stabil selama bertahun-tahun, lebih mungkin untuk bertahan hidup selama 19 tahun ke depan.

"Sekarang dengan penelitian ini kita tahu lebih banyak tentang tren berat badan di awal kehidupan dan bagaimana hal itu terkait dengan kematian," tutur Dr. Zheng.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya