Vaksin COVID-19 Ubah DNA Manusia, Dokter Sebut Hoax
- Times of India
VIVA – Banyak kabar terkait vaksin COVID-19 yang sudah mulai diberikan kepada masyarakat di beberapa negara, termasuk Indonesia. Sayangnya, edukasi terkait vaksin tersebut kerap terhambat lantaran banyaknya kabar bohong alias hoax yang beredar.
Salah satu yang kerap beredar adalah kabar mengenai vaksin virus corona yang membuat DNA manusia berubah. Ternyata, kabar itu hanya mitos dan tak perlu dipercaya lantaran tak ada bukti ilmiahnya.
"Ya enggak lah (DNA tak berubah). Sinovac bisa melindungi 60 persen, berarti kan kita sudah memiliki perlindungan," kata dokter spesialis penyakit dalam, dr. Prasna Pramita, Sp.PD, K-AI, MARS, FINASIM, dalam acara Hidup Sehat, TvOne.
Menurutnya, perlindungan dari vaksin tersebut setidaknya membuat tubuh memiliki antibodi yang kuat dalam mencegah serangan virus SARS-CoV-2. Tentu, dalam prosesnya, pembentukan antibodi itu memicu reaksi tubuh sehingga timbul efek samping.
"Efek samping vaksin mungkin terjadi kemerahan, bengkak, nyeri, atau pusing," ujarnya.
Untuk mencegah hal itu, seseorang diperbolehkan mengonsumsi parasetamol agar keluhan bisa perlahan menghilang. Sementara, efek samping pada mereka yang alergi, juga bisa terjadi namun kasusnya sangat jarang.
"Kalau ada alergi terhadap vaksin tersebut, bisa jadi terjadi tekanan darah turun. Kalau vaksin, kita harus dalam keadaan sehat dan jangan tengah infeksi berat," tuturnya.
Kekebalan vaksin COVID-19, diakui dokter Prasna, memang berproses dan tak langsung terbentuk saat itu juga. Butuh sekitar beberapa pekan dan dua kali dosis dengan jeda suntikan yang berbeda. Untuk itu, imbauan akan menjalankan 3M tetap dilakukan agar pencegahan penularan bisa makin maksimal.
Ingat, saat ini jumlah kasus COVID-19 di Indonesia masih tinggi. Untuk itu jangan lupa tetap patuhi protokol kesehatan dan lakukan 3M: Memakai Masker, Menjaga Jarak dan Jauhi Kerumunan serta Mencuci Tangan Pakai Sabun,
#pakaimasker
#jagajarak
#cucitangan
#satgascovid19
#ingatpesanibu