4 Hal Ini Bikin Infeksi COVID-19 Makin Parah

Virus corona atau covid-19
Sumber :
  • Times of India

VIVA – Virus corona atau COVID-19 memiliki sifat yang tidak dapat prediksi. Pasien yang awalnya hanya mengalami gejala ringan, dapat berubah menjadi berbahaya dalam beberapa hari atau minggu setelahnya.

How an App Became Indonesia's Essential Weapon Against Covid-19

Karenanya, para ilmuwan mencoba menemukan cara untuk mengidentifikasi pasien yang mungkin menderita gejala COVID-19 terburuk di kemudian hari. 

Salah satu penelitian yang dilakukan oleh Fakultas Kedokteran di Universitas Washington di St. Louis menemukan bahwa ada cara sederhana untuk memprediksi pasien rawat inap mana yang berisiko mengalami komplikasi serius atau kematian.

Harvey Moeis Klaim Dana CSR Smelter Swasta Dipakai untuk Bantuan COVID-19

Tes sampel darah cepat yang mengukur DNA mitokondria, membantu mendeteksi pasien yang nantinya akan menghadapi komplikasi COVID-19 paling serius. 

"Salah satu aspek paling menjengkelkan dari pandemi COVID-19 adalah ketidakmampuan dokter untuk memprediksi pasien yang baru dirawat di rumah sakit yang akan mengembangkan penyakit parah, termasuk komplikasi yang memerlukan pemasangan selang pernapasan, dialisis ginjal, atau lainnya (perawatan intensif)," tulis studi tersebut, dilansir Times of India, Rabu, 3 Februari 2021. 

Guru Besar Unpad Paparkan Hasil Riset Produk Tembakau Alternatif bagi Kesehatan Gusi

"Meskipun usia dan riwayat medis dapat membantu memprediksi hasil secara umum, ada beberapa kasus di mana pasien yang tampaknya berisiko rendah menderita infeksi COVID-19 yang parah hingga meninggal," sambung penelitian itu. 

Dalam studi ini, tim peneliti menemukan bahwa tingkat DNA mitokondria meningkat sepuluh kali lipat pada pasien dengan COVID-19 yang mengembangkan disfungsi paru parah atau meninggal kemudian.

Ditemukan juga bahwa orang dengan peningkatan tingkat DNA mitokondria enam kali lebih mungkin untuk diintubasi, tiga kali lebih mungkin untuk dirawat di ICU, dan dua kali lebih mungkin untuk meninggal dibandingkan dengan mereka yang memiliki tingkat DNA mitokondria yang lebih rendah.

DNA mitokondria yang keluar dari sel ke dalam aliran darah adalah tanda bahwa jenis tertentu dari kematian sel yang ganas sedang terjadi di dalam tubuh. Hasil awal memang menjanjikan, tetapi diperlukan lebih banyak penelitian lagi untuk mengonfirmasi hasil temuan penelitian.

Berikut beberapa tanda yang dapat memprediksi kasus COVID-19 yang parah di masa depan: 

Penderita sleep apnea

Ada banyak penyakit penyerta yang dapat meningkatkan risiko COVID-19 parah. Menurut penelitian terbaru yang diterbitkan dalam BMJ Open Respiratory Research, pasien dengan obstructive sleep apnea (OSA) berada pada peningkatan risiko komplikasi COVID-19. Studi lain menemukan, 21 persen pasien yang menderita COVID-19 parah ditemukan memiliki OSA.

Perokok

Dalam sebuah penelitian yang diterbitkan di JAMA Internal Medicine, para peneliti menemukan, merokok atau tidak dapat membantu memprediksi kemungkinan COVID-19 parah. Tim mengevaluasi 7.102 pasien dengan positif COVID-19 dan menemukan bahwa orang yang merokok 2,25 kali lebih mungkin dirawat di rumah sakit daripada mereka yang tidak pernah merokok.

Bergolongan darah A

Hasil penelitian menemukan, golongan darah juga dapat memengaruhi apakah kamu akan mengembangkan kasus COVID-19 yang parah atau tidak. Laporan itu menyatakan, orang dengan golongan darah A lebih mungkin untuk bertambah parah sakitnya ketika terinfeksi virus SARS-CoV-2.

Memiliki varian gen tertentu

Memiliki varian gen tertentu juga dapat berperan dalam menentukan apakah infeksi COVID-19 yang kamu derita akan semakin parah atau tidak. Dalam satu penelitian di Inggris terhadap 2.200 pasien, menyatakan bahwa satu varian tertentu yang ditemukan di wilayah kromosom 3, dikaitkan dengan peningkatan risiko COVID-19 sebesar 30 persen.

Ilustrasi perokok. (Unsplash.com/Bady Abbas)

7 Tips Menjaga Kesehatan Paru-paru untuk Perokok Aktif

Zat berbahaya dalam rokok dapat merusak jaringan paru-paru dan menyebabkan berbagai penyakit pernapasan, seperti bronkitis, emfisema, hingga kanker paru-paru.

img_title
VIVA.co.id
6 November 2024