Vaksin COVID-19 Bikin Kebal Seumur Hidup, Ini Kata Dokter
- VIVA/Muhamad Solihin
VIVA – Di tengah pandemi COVID-19 yang telah menginfeksi jutaan manusia pada setengah tahun 2020 ini, masyarakat seringkali mendengarkan pentingnya menjaga sistem kekebalan tubuh, serta upaya mencari vaksin agar membantu mencegah terinfeksi virus SARS-CoV-2.
Lantas, seberapa minim potensi penularan apabila sudah divaksinasi?
Vaksin Sinovac asal China menjadi jenis yang paling pertama dipakai dalam upaya membasmi COVID-19. Pemerintah pun telah memesan vaksin jenis lain yakni Pfizer dan AstraZeneca yang masih menunggu konfirmasi.
Pemakaian vaksin untuk COVID-19 juga telah dilakukan oleh beberapa tokoh publik dan tenaga kesehatan. Pada Februari ini, rencananya akan mulai masuk ke masyarakat secara luas. Tak sedikit yang mempertanyakan akan keampuhan vaksin, benarkah akan memberi kekebalan seumur hidup?
Dipaparkan dokter spesialis penyakit dalam, dr. Prasna Pramita, Sp.PD, K-AI, MARS, FINASIM, proses vaksinasi tak memberi kekebalan seumur hidup. Menurutnya, vaksin jenis apapun, tetap memiliki risiko penularan terhadap suatu penyakit namun lebih rendah.
"Karena nggak mungkin bebas dari virus. Kalau vaksin, kekebalan tubuh akan meningkat saja. Tidak bebas dari virus," tuturnya dalam acara Hidup Sehat, TvOne.
Ada pun proses vaksinasi ini diberikan agar mencegah penularan terjadi semakin luas alias memperkecil risiko penularan dengan tingginya kekebalan tubuh. Selain itu, vaksin juga berpotensi mencegah timbulnya gejala berat apabila terinfeksi COVID-19.
"Divaksin mencegah supaya tidak kena, kalau kena juga tidak terlalu berat karena kan virusnya dilemahkan, kita tetap harus jaga prokes. Kita lakukan vaksin dua kali nanti," kata dia.
Karenanya, masyarakat diminta tetap menjalani pola hidup sehat dengan cuci tangan. Selain itu, harus selalu menjaga jarak dan memakai masker hingga tak ada lagi kasus COVID-19 di Tanah Air.