Cara Paling Tepat Kenali Demam karena COVID-19
- Freepik/freepik
VIVA – Demam adalah salah satu tanda dominan dari COVID-19. Memeriksa temperatur demam juga bisa menjadi cara paling mudah dan banyak dilakukan untuk mengetahui orang yang sakit dalam sebuah keramaian secepatnya.
Mulai dari perkantoran, stasiun, terminal, pusat perbelanjaan hingga restoran, termometer tanpa menyentuh menjadi alat yang banyak digunakan untuk memeriksa suhu tubuh seseorang di dahi atau tangan.
Namun, dilansir laman Times of India, studi baru menunjukkan bahwa cara itu mungkin bukan cara yang terbaik untuk memeriksa demam COVID-19 pada seseorang.
Meski termometer tembak atau scanners bisa meminimalkan kontak, banyak ahli mengkritisi alat medis itu karena tingkat akurasi yang sangat rendah dan kemungkinan untuk memberikan hasil yang tidak benar.
Kedua, alat pemindai itu juga bisa memberikan hasil salah jika dipakai di jarak yang tidak tepat, atau digunakan di lingkungan yang tidak sesuai. Karenanya, hanya mengandalkan pemindai suhu saja tidak akan memberikan hasil tepat. Untuk mendapatkan hasil yang lebih baik, ahli menyarankan agar suhu diperiksa di dua tempat di tubuh.
Menurut studi yang baru-baru ini dipublikasikan di jurnal Experimental Physiology, untuk mencatat kenaikan pada suhu, dua titik utama pada tubuh di mana kamu harus memeriksa demam adalah mata dan jari.
Peneliti percaya bahwa memeriksa suhu di bagian tubuh ini bisa memberitahukan orang akan adanya kenaikan suhu tubuh bahkan dalam hitungan menit. Faktanya, kenaikan satu derajat saja pada suhu tubuh inti ini bisa menjadi indikator adanya infeksi virus.
Kedua bagian tubuh itu juga menjadi acuan karena peluang yang kecil memberikan hasil yang tidak akurat.
Mata, tepat di bawah dahi, disebut memproduksi dan mencatat suhu tertinggi dibanding bagian tubuh lainnya di tubuh. Di sisi lain, jari berada di jalur periferal di tubuh, karenanya, menunjukkan suhu yang akurat juga.
Sebaliknya, mencatat suhu tubuh dengan memindai dahi bisa menimbulkan perbedaan, dahi, bagian sensitif yang bisa terpapar berbagai faktor seperti stres, cedera, semuanya bisa memicu fluktuasi suhu. Ada juga yang meyakini bahwa sering memindai dahi bisa berdampak buruk pada kulit.
Mencatat suhu pada bagian dalam pergelangan tangan juga menjadi pilihan yang lebih sesuai. Bagian ini kemungkinan kecil mengalami tekanan apapun dan memiliki area permukaan yang rendah.
Lantas, bagaimana mengetahui bahwa itu demam karena COVID-19? Demam yang berkaitan dengan penularan virus corona disebut merupakan demam yang tetap, sama halnya dengan infeksi virus lainnya. Bagi sebagian besar orang, demam bisa muncul dengan suhu rendah (berubah antara 99-101 derajat Fahrenheit, bertahan hingga seminggu, atau bisa sangat tinggi juga).
Demam yang berlangsung kurang dari seminggu selama periode infeksi juga bisa menentukan keparahan dan jenis infeksi yang kamu alami. Karena banyaknya faktor yang bisa mempengaruhi hasil pengecekan suhu tubuh, penting untuk diingat bahwa demam bukan satu-satunya penentu COVID-19. Kamu tetap bisa terinfeksi COVID-19 tanpa mengalami demam, tidak ada gejala atau gejala lainnya yang tidak umum.