Vaksin COVID-19 Bisa Perbesar Penis? Begini Tanggapan dr Tirta
- YouTube Denny Sumargo
VIVA – Sejumlah negara termasuk di Indonesia tengah menjalankan program vaksinasi COVID-19. Namun di tengah program vaksinasi COVID-19 yang dimulai awal tahun 2021 ini, banyak sejumlah kabar yang beredar tentang vaksin COVID-19.
Sebut saja belum lama ini, pemimpin agama Yahudi Rabbi Daniel Ansor telah memperingatkan orang-orang agar tidak menggunakan vaksin pencegah COVID-19. Hal ini lantaran kata dia vaksin itu mungkin mengubah orang menjadi gay.
Terkait hal itu, influencer yang juga seorang dokter, dr. Tirta dalam podcast Deddy Corbuzier angkat bicara. Terkait dengan sejumlah pernyataan beberapa orang tentang vaksin.
Seperti apa penjelasannya? Dalam podcast tersebut, dr. Tirta menyebut bahwa hal itu adalah hoax. Dia juga menyebut bahwa kaum anti vaksin sudah ada bahkan jauh sebelum adanya program vaksinasi COVID-19.
"Kaum antivaks itu sudah ada dari zaman Vaksin BCG. Vaksin BCG itu awal mulanya ditemukan dari sapi, jadi cacar sapi. Terus orang cacarnya banyak kok kena vaksin ini orang jadi kebal," kata dr. Tirta.
Tirta melanjutkan, saat itu kaum anti vaksin menyarankan agar orang tidak menerima vaksin BCG kala itu. Sebab, ditakutkan akan berubah menjadi sapi kala itu.
"Kaum antivaks, kalau divaksin BCG..," kata Tirta.
"Jadi sapi," sambung Deddy. Selanjutnya, cerita soal kaum anti vaksin.
"Iya bener, jadi emang dari dulu antivaks selalu ada," lanjut Tirta.
Mendengar jawaban itu, Deddy Corbuzier kembali memastikan bahwa pendapat dari pemimpin agama tersebut salah. Dan itu dibenarkan oleh dr. Tirta.
"Jadi ada kaum di sana yang mengatakan kalau disuntik vaksin COVID-19 bisa jadi gay itu tidak benar ya?," tanya Deddy.
"Enggak hoax," kata Tirta dengan lantang.
Selain soal itu, dr.Tirta juga menjawab sejumlah hoax seputar efek samping vaksin COVID-19 yang ramai diperbincangkan masyarakat. Seperti salah satunya yang ramai pada awal tahun 2021 ini yang mana vaksin COVID-19 dapat memperbesar penis pria.
Terkait rumor tersebut, dr. Tirta menyebut bahwa pendapat itu juga salah atau hoax. Dia menyebut bahwa memang salah satu jenis obat yang dipasarkan Pfizer adalah obat viagra namun bukan berarti bahwa vaksin COVID-19 yang diproduksi perusahaan farmasi tersebut dapat membuat ukuran penis pria menjadi besar
"Itu hoax kalau gitu caranya. Pfizer memang ada obat viagra tapi bukan berarti vaksin pfizer membesarkan penis itu hoax," ujar Tirta.
Selain itu, Tirta juga menjelaskan mengenai kesalahpahaman masyarakat terkait dengan barcode. Dimana rumor yang beredar di masyarakat bahwa terdapat chip atau barcode dalam vaksin. Berikut pemaparannya.
"Kalau habis vaksin dapat sertifikat vaksin ada barcode kalau discan akan ada data lo udah divaksin, bukan divaksin ada microchipsnya itu absurd," jelas Tirta.
Sebelumnya, staf khusus Menteri BUMN, Arya Sinulingga menyatakan ada kekeliruan informasi terkait barcode dalam kemasan vaksin COVID-19. Dia memastikan, kabar soal adanya chip dalam vaksin COVID-19 adalah hoax.
"Pasti yang menyebarkan ini hoax ya melintir lah informasi. Yang dimaksud Pak Erick Tohir adalah bahwa yang namanya barcode vaksin itu, itu terdata supaya tidak ada barcode yang palsu. Misalnya, vaksin yang satu ini punya si A. Jadi ketahuan datanya gitu loh, jadi semua ada barcodenya," ujar Arya, pada Selasa 19 Januari 2021.
Arya menjelaskan, seluruh jenis vaksin COVID-19 yang disuntikkan kepada masyarakat ialah berupa cairan. Sehingga tidak mungkin terdapat chip di dalamnya.
"Mana mungkin ada chipnya di situ (vaksin). Itu kan cairan gitu, gimana sih," kata dia.