Kata Pakar, Soal Kematian Lansia Usai Divaksin COVID-19

Vaksin Biontech-Pfizer
Sumber :
  • U-Report

VIVA – Para profesional medis di Norwegia dan Australia telah meredakan kekhawatiran dari proses vaksinasi COVID-19 pertama di Australia. Diketahui, tercatat ada sekitar 30 kematian di panti jompo Norwegia dikaitkan dengan vaksin Pfizer tersebut.

BPOM Targetkan WHO Maturity Level 4 untuk Tingkatkan Kualitas Pengawasan Kesehatan Masyarakat

Profesor Brendan Murphy, sekretaris Departemen Kesehatan dan kepala petugas medis tahun lalu mengatakan, tidak terlalu khawatir akan hal tersebut. Menurutnya, belum tentu kematian itu berkaitan dengan vaksin COVID-19 asal Amerika.

"Kelompok orang yang mengalami efek merugikan ini, dan sayangnya beberapa meninggal, sangat, sangat tua dan lemah. Tidak jelas apakah vaksin itu - bagaimana berhubungan langsung dengan kematiannya," katanya dikutip dari laman ABC News.

Kini Hadir Cara Mudah Pantau Kesehatan Anak

Saat ini, Administrasi Barang Terapeutik Australia (TGA) sedang mencari informasi lebih lanjut tentang kematian tersebut. TGA mengkonfirmasi telah menerima laporan tentang sekitar 30 kematian orang di panti jompo yang menerima vaksin. Meski begitu, tercatat ada sekitar 400 orang meninggal setiap minggunya di panti jompo Norwegia.

Sementara, Steinar Madsen, direktur medis Badan Obat Norwegia (NOMA), mengatakan bahwa peluncuran vaksin Pfizer terus berlanjut meskipun ada kematian. Terlebih, ia menyebut bahwa pertimbangan untuk vaksinasi harus dipikir secara matang oleh tiap negara.

Viral! Guru Lansia Ikut Ujian PPPK Pakai Kursi Roda, Sudah Mengabdi Puluhan Tahun

"Tapi kami sudah melakukan beberapa penyesuaian, apa yang harus diberitahukan kepada dokter untuk diwaspadai," katanya.

"Semua pasien ini adalah pasien panti jompo - jika harapan hidup mereka sangat singkat, jika mereka sakit parah, Anda harus mempertimbangkan untuk tidak memvaksinasi mereka," tutupnya.

Ilustrasi kasus demam berdarah dengue (DBD)

Pemerintah Kalimantan Timur Gandeng Malaysia Buat Kendalikan Dengue

Menurut studi yang dimuat dalam The New England Journal of Medicine, vaksin DBD dapat mencegah infeksi demam berdarah hingga 80,2 persen.

img_title
VIVA.co.id
22 Desember 2024