Pakar Beberkan Efek Samping Vaksin COVID-19 Sinovac
- Freepik/wirestock
VIVA – Vaksin Sinovac COVID-19 saat ini masih menjalani uji klinis fase 3 di Bandung, Jawa Barat. Ketua Tim Riset Uji Klinis, Prof. Kusnadi Rusmil menuturkan perkembangannya, termasuk efek samping.
Dituturkan Prof. Kusnadi Rusmil, efek samping yang dialami relawan sebagian besar reaksi secara lokal atau di tempat penyuntikkan. Sementara, reaksi secara sistemik atau keseluruhan di tubuh juga cenderung ringan.
"Sejauh ini efek samping yang timbul terbanyak adalah reaksi lokal berupa nyeri pada tempat suntikan dengan intensitas mayoritas ringan. Yang lainnya terbanyak adalah pegal-pegal pada otot dengan mayoritas ringan," ujarnya dalam acara konferensi pers virtual, Rabu, 30 Desember 2020.
Proses uji klinis vaksin COVID-19 Sinovac sudah berjalan selama 5 bulan yang keseluruhannya dilakukan di Bandung. Skema emergensi dengan interval 14 hari menjadi pilihan untuk diuji sesuai dengan uji klinis vaksin yang sama dengan Brazil dan Turki.
"Penyuntikan dosis sudah selesai pada 6 November, dan pengambilan 14 hari pasca penyuntikan sudah selesai 20 November," jelasnya.
Ada pun penyuntikan kedua telah dilakukan. Selang tiga bulan pasca penyuntikan, tim peneliti juga sudah melakukan pengambilan darah pada relawan tersebut. Serta cek antibodi yang dilakukan di Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Balitbangkes), Bio Farma.
"Laporan interim hingga tiga bulan pasca suntikan kedua akan disampaikan kepada BPOM awal Januari 2021," tambah Kusnandi.
Diketahui, sampai saat ini telah dilakukan pemeriksaan dengan jumlah yang diperiksa ada 1.817 subyek penelitian untuk vaksin asal Tiongkok. Selanjutnya, yang dilakukan swab ada 1.732 subjek.
"Yang diambil untuk suntikan vaksin pertama ada 1.620, dan suntikan kedua ada 1.603 orang," imbuhnya.