Awas, Zat BPA Berbahaya Bagi Bayi, Balita dan Ibu Hamil

Ilustrasi air galon
Sumber :
  • Istimewa

VIVA – Tagar #PeringatanGalonIsiUlangBPA sempat menjadi trending topic di Twitter, pada Selasa pagi, 29 Desember 2020. Hal ini dikarenakan maraknya pemberitaan dan webinar tentang bahaya zat BPA di kemasan makanan dan minuman, yang salah satunya dibahas yaitu pada kemasan plastik air minum galon isi ulang.

Migrasi BPA di Galon Guna Ulang Sangat Kecil, BRIN: Kalau Cuma Terjemur Sinar Matahari Masih Aman

Kemasan air minum galon isi ulang secara tampilan berwarna kusam atau sedikit berwarna gelap. Nah, sifat kemasan air minum galon isi ulang yang keras itu lantaran mengandung bisphenol A.

Jadi, hubungan BPA dengan plastik adalah, BPA berperan sebagai kandungan yang mengawetkan serta memperkuat plastik agar kemasan tidak rusak, yang mempunyai sifat membentuk plastik menjadi keras, mudah dibentuk dan kuat.

Bahaya BPA Ditegaskan Bukan soal Bisnis, Tapi Ancam Kesehatan Konsumen

Sifat-sifat seperti itu berkat kandungan bisphenol A alias BPA. Namun zat BPA juga mengandung racun yang berbahaya bagi kesehatan, dan zat BPA ini hampir dilarang di seluruh dunia untuk penggunaan di kemasan makanan dan minuman.

Zat BPA di dalam kemasan plastik air minum galon isi ulang, juga berbahaya bagi kesehatan bayi, balita dan ibu hamil. Zat BPA dapat memengaruhi berat badan lahir, perkembangan hormonal dan perilaku, hingga risiko kanker di kemudian hari.

Dokter Tirta Bedah Soal Bahaya BPA dalam Galon, Hoax atau Nyata?

Semua dokter melalui seminar dan penelitian kesehatan internasional, dari beberapa tahun lalu sudah mengingatkan bahaya zat ini. Kesadaran untuk tidak menggunakan plastik kemasan berbahan BPA juga sudah dilakukan oleh perusahan makanan, minuman dan obat-obatan di negara maju. Bagaimana dengan di Indonesia?

Menurut dokter spesialis anak, dr. Daulika Yusna, kemasan galon dengan kandungan BPA yang tidak tepat, sangat berbahaya jika isinya dikonsumsi setiap hari dalam jangka waktu lama.

Hal senada diungkapkan oleh dokter spesialis kandungan, Dr. Darrel Fernando. Dia mengatakan, agar memerhatikan kemasan minuman dan makanan dengan melihat dulu kode plastiknya.

"Kita harus teliti melihat kode plastik pada setiap produk yang kita gunakan. Misalnya kode plastik nomor 7 (jenis plastik polikarbonat), yang perlu kita perhatikan dalam kemasan makanan kita, karena kode plastik nomor 7, biasanya mengandung BPA. Meskipun bukan di level yang berbahaya, tapi kalau bisa, dihindari agar tidak terjadi akumulasi jangka panjang," ungkapnya lewat rilis yang diterima VIVA, Rabu, 30 Desember 2020.

Bahkan, Kementerian Kesehatan telah berpesan supaya berhati-hati dalam memilih kemasan plastik minuman, usahakan hindari yang mengandung BPA.

Ahli Kesehatan Lingkungan, Kementerian Kesehatan, Iwan Nefawan, mengatakan bahwa BPA dalam kemasan plastik ini telah dilarang oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan (Badan POM).

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya