11 Catatan Penanggulangan COVID-19 di Indonesia pada 2020

Sampel tes Virus Corona atau COVID-19
Sumber :
  • Time.com

VIVA – Hingga akhir tahun 2020, Indonesia masih belum mampu keluar dari jeratan pandemi virus corona atau COVID-19. Bahkan, di bulan ke-10 sejak virus ini memasuki Indonesia, angka penularan masih tergolong tinggi. 

Bertemu Prabowo, GAVI Janji akan Perkuat Kerja Vaksin dengan Indonesia

Ketua departemen epidemiologi FKM UI, Dr. dr. Tri Yunis Miko Wahyono, M.Sc, mengevaluasi terkait penanggulangan COVID-19 di Indonesia, selama tahun 2020. Berikut daftarnya. 

Epidemic preparedness kurang tepat

Prabowo Sebut Indonesia Bakal Jadi Anggota GAVI, Kucurkan Dana Rp 475 Miliar Lebih

"Pertama, epidemic yang menurut saya kurang properly dilakukan pada saat ini," ujarnya saat webinar di YouTube Bakrie Center Foundation, Selasa 29 Desember 2020. 

Contigensi plans

PM Singapura Positif Covid-19 Setelah Kunker ke Beberapa Negara

"Lalu, contigensi plans yang juga tidak tepat. Mungkin contigensi plan-nya BNPB sudah ada tapi susah, karena penyakit ini memang susah. Apakah itu kurang proper, saya tidak tahu karena saya belum pernah melihat contigensi plan-nya," lanjut dia. 

Penanggulangan COVID-19 vs pemulihan ekonomi 

Menurut dokter Tri Yunis, penanggulangan COVID-19 di Indonesia yang dibarengi dengan pemulihan ekonomi saat ini dinilai kurang tepat. 

"Kalau di awal-awal tepat, kalau sekarang sayangnya kita community engagement tidak terjadi," kata dia. 

PSBB dinilai terlalu singkat

"Kemudian PSBB baru 1 bulan, padahal negara lain melakukan lockdown 3 atau 4 bulan. Jadi, kita baru PSBB, social distancing, satu bulan mau kayak apa," sambung dia. 

New normal yang tidak tepat pada waktunya.

Protokol kesehatan yang tidak dipatuhi di semua sektor.

Intervesi lingkungan yang minimal.

Desinfektan yang kurang optimal

Isolasi dan karantina kurang optimal

Fasilitas dan tenaga kesehatan tidak properly

"Fasilitas dan tenaga kesehatan yang harusnya kita cukup baik tapi korbannya cukup banyak. Saya apresiasi atas semua upaya-upaya dan turut berduka atas tenaga-tenaga kesehatan yang meninggal dunia atas pengorbanannya," tuturnya. 

Vaksin bisa sebagai intervensi yang diandalkan

"Kalau menurut saya, saya bersandar atas vaksin ini. Jadi, tidak ada jalan lain kecuali vaksin. Mudah-mudahan vaksin yang ada adalah vaksin yang efektivitasnya cukup baik, kemudian keamanan baik dan bisa bertahan lama. Kalau bisa nanti bisa kita lakukan dengan pengamatan antibodi setelah satu tahun," tutur Tri Yunis Miko Wahyono.

Seperti diketahui, jumlah kasus COVID-19 saat ini masih tinggi. Untuk itu, cara yang paling efektif dilakukan untuk mencegah penularan yaitu dengan mematuhi protokol kesehatan dan selalu melakukan 3M: Memakai Masker, Menjaga Jarak dan jauhi kerumunan serta Mencuci Tangan Pakai Sabun.

#ingatpesanibu
#satgascovid19
#pakaimasker
#cucitanganpakaisabun
#jagajarak

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya