Waspada, Ini 5 Gejala Terinfeksi Varian Baru Virus Corona
- Freepik/Harryarts
VIVA – Ditemukannya mutasi virus corona atau COVID-19 di Inggris beberapa waktu lalu, membuat masyarakat khawatir. Hal ini lantaran penyebaran varian baru virus corona tersebut diketahui lebih cepat.
Varian baru virus corona bernama VUI 202012/01 menyertakan mutasi genetik pada protein spike yang dapat menjadi penyebab penyebaran virus secara cepat dan mudah di antara manusia. Artinya, varian yang telah diidentifikasi di tenggara Inggris memiliki 17 mutasi yang memengaruhi bentuk virus, termasuk lonjakan protein yang memberi nama keluarga virus corona.
Meski sedang dalam penelitian, Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC) telah meminta warganya untuk menghubungi pihak medis ketika mereka mengembangkan gejala, yang menurut mereka dapat menyebabkan kerusakan parah.
Sejak berita tentang varian baru virus corona merebak di dunia, orang-orang mengalami gejala yang berbeda dan bervariasi. Demikian dilansir dari laman Times of India, Selasa, 29 Desember 2020.
Meskipun daftarnya terus bertambah, beberapa gejala yang paling umum tetap sama. Berikut ini adalah beberapa gejala COVID-19 yang paling umum, mulai dari demam, batuk kering, sakit tenggorokan, hidung berair dan tersumbat, nyeri dada dan sesak napas, kelelahan, infeksi saluran cerna, hingga hilangnya indera penciuman dan perasa.
Meskipun banyak dari gejala yang identik dengan jenis asli dan jenis COVID-19 baru, telah diamati bahwa mutasi virus corona baru ini memiliki potensi untuk menyebar lebih luas dan lebih cepat.
CDC telah menerbitkan lima tanda peringatan yang mengkhawatirkan untuk varian baru virus corona yang perlu diperhatikan. Berikut ini adalah lima gejalanya.
-Masalah pernapasan
-Kebingungan
-Nyeri dada yang terus menerus
-Lelah dan tidak bisa tetap terjaga
-Bibir atau wajah kebiruan
Menurut penelitian terbaru yang dilakukan di London School of Hygiene and Tropical Medicine, jenis COVID-19 baru ini dapat memicu lebih banyak kematian dan korban di Inggris. Para ahli juga khawatir mutasi tersebut dapat menyebabkan lebih banyak pasien rawat inap dan kematian di tahun 2021 mendatang dibandingkan dengan tahun 2020.
Selain itu, sementara jenis virus asli hanya menimbulkan sedikit atau tidak ada bahaya bagi anak-anak, namun varian baru virus ini berpotensi berdampak pada anak-anak juga.
Di sisi lain, seorang profesor di New and Emerging Respiratory Virus Threats Advisory Group (NERVTAG) dan seorang spesialis virologi di Imperial College of London, Wendy Barclay, mengatakan bahwa mutasi telah mempermudah virus untuk memasuki sel manusia. Oleh karena itu, anak-anak lebih rentan terinfeksi dan sama rentan terhadap virus ini saat dewasa.
Penelitian lain yang dilakukan oleh Center for Mathematical Modeling of Infectious Diseases di London School of Hygiene and Tropical Medicine mengklaim bahwa varian baru virus corona ini 56 persen lebih menular daripada jenis lainnya.
Ingat, saat ini jumlah kasus COVID-19 di Indonesia masih tinggi. Untuk itu jangan lupa tetap patuhi protokol kesehatan dan lakukan 3M: Memakai Masker, Menjaga Jarak dan Jauhi Kerumunan serta Mencuci Tangan Pakai Sabun.
#pakaimasker
#jagajarak
#cucitangan
#satgascovid19
#ingatpesanibu