Pasien Kanker Payudara Tetap Bisa Bekerja Usai Pengobatan

Ilustrasi kanker payudara
Sumber :
  • Pixabay/pexels

VIVA – Penyintas kanker payudara tentu menghadapi banyak perubahan dalam hidupnya. Hal ini seringkali menjadi tantangan tersendiri bagi mereka untuk kembali kepada kehidupan normal.

Hari Batik Nasional, Pengrajin Tuna Rungu dan Penyintas Kanker Bikin Ribuan Kain Indah

Namun demikian, kondisi tersebut seharusnya tidak menghentikan para penyintas kanker payudara untuk terus bekerja dan berkarya.

Menurut Ketua Yayasan Kanker Payudara Indonesia, Linda Agum Gumelar, survivor kanker payudara dapat terus berkarya sebagai bagian penting dari upaya menjaga kualitas hidup. Untuk itu keluarga, pendamping dan lingkungan perlu memberikan dorongan dan dukungan agar kualitas hidup survivor kanker payudara dapat terus terjaga dengan tetap produktif sesuai dengan kondisi fisik dan psikis survivor.

Timezone dan YKAI Meriahkan Hari Anak Nasional dengan Permainan Gratis untuk Anak Pejuang Kanker

Kembali ke aktivitas semula usai menjalani pengobatan dan perawatan bagi pasien kanker payudara, menurut ahli bedang onkologi, dr. Walta Gautama, SpB(K)Onk, sebenarnya bisa diukur oleh pasien itu sendiri.

Karena, masing-masing pasien memiliki latar belakang dan jenis pekerjaan berbeda. Ada yang pekerjaannya hanya duduk di balik meja, atau asisten rumah tangga.

BAYRUN 2023, Lomba Lari Peduli Anak-anak Penyintas Kanker

"Pasien paling tahu kondisi dia, yang paling sulit diobati dari pasien kanker adalah mental, masalah dia memandang diri. Kalau dia memandang diri psotif, harus kembali normal, kegiatan seperti biasa, semua bisa dikerjakan. Kembali, pasien yang paling tahu," kata dokter Walta dalam diskusi media bertajuk “Haruskah Survivor Kanker Payudara Berhenti Berkarya?”, yang diselenggarakan Pfizer Indonesia, belum lama ini.

Lebih lanjut dokter Walta menjelaskan, persiapan yang perlu diperhatikan oleh survivor kanker payudara sebelum kembali aktif bekerja dan berkarya, seperti memperhatikan hasil kesehatan fisik, melakukan program rehabilitasi fisik tertentu jika diperlukan, menyesuaikan gaya hidup baru dengan memperhatikan hal-hal yang perlu disiapkan selama proses kembali berkarya, memperhatikan variabel dan jenis risiko pada pekerjaan yang ada untuk disiapkan sebelum memulai bekerja.

Kemudian mempersiapkan fisik, dan memperhatikan aspek kesehatan fisik terdiri atas rangkaian pergerakan tangan, kekuatan otot, rasa sakit, limfedema, gangguan kognitif, kesehatan psikis, dan perubahan kegiatan pada kehidupan sehari-hari.

Dokter Walta juga mengingatkan, secara prinsip paling penting adalah sadar bahwa pasien baru saja melewati beban fisik, mental berat dan dia juga harus sadar bahwa 'saya harus menata, menyesuaikan perlahan haru mulai slowstart, mulai dengan menata diri, bagaimana melihat kondisi lingkungan, dan melihat diri sendiri.

"Ukur kemampuan badan, kalau badannya merasa oke, dengan aktivitas mungkin lebih cepat buat dia sembuh," kata dokter Walta.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya