Gawat, Duduk Seharian Dapat Picu Kematian Mendadak
- U-Report
VIVA – Kelompok dengan penyakit komorbid, termasuk gangguan pada jantung, berisiko tinggi mengalami gejala berat apabila terinfeksi COVID-19. Tak hanya itu, kekhawatiran untuk rutin ke fasilitas kesehatan mmeriksa kondisi jantungnya, memicu risiko kematian meningkat.
Banyak pasien yang memiliki penyakit jantung, kerap menghindari konsultasi dan memeriksa kondisinya lantaran khawatir datang ke rumah sakit. Terlebih, banyaknya waktu di rumah dengan aktivitas yang minim membuat kondisi jantung menjadi rentan terhadap komplikasi.
Tak heran, kematian akibat serangan jantung pada usia muda atau komplikasi penyakit jantung di usia renta, kasusnya kian meningkat di tengah pandemi. Apa saja fakta terkait penyakit jantung ini? Simak ulasannya berikut ini.
Kematian mendadak
Dokter jantung dari Siloam Hospitals Lippo Village, Jakarta, Antonia Anna Lukito, menuturkan bahwa penyakit jantung bisa menyerang siapa saja, terlebih di tengah pandemi ini. Ia mencontohkan, salah satu kasus yang cukup jarang terjadi menimpa seorang gamers.
"Seorang gamers alami kematian mendadak karena ada gumpalan darah di jantugnya. Awalnya ada gumpalan darah di kaki akibat tidak bergerak sepanjang hari dan hanya duduk saja, gumpalannya bisa ke jantung, membuat kematian mendadak," tuturnya, dalam acara virtual Daewoong Pharmaceutical, beberapa waktu lalu.
Gejala berat COVID-19
Pada pengidap penyakit komorbid seperti penyakit jantung, hipertensi, diabetes, hingga kolesterol tinggi, maka sangat rentan terhadap gejala berat apabila terinfeksi COVID-19. Untuk itu, butuh pencegahan dengan tepat agar terhindar dari risiko tersebut.
"Kalau tidak memiliki penyakit penyerta biasanya sembuhnya lebih cepat dan tidak terlalu parah. Tapi kalau punya penyakit penyerta itu akan menjadikan masalah," jawab Antonia.
Bergerak
Di rumah saja bukan berarti minim gerak. Disarankan agar tetap berjalan atau bergerak meski bekerja dari rumah. Sesekali berjalan ke arah toilet atau mengambil minum, agar peredaran darah tetap lancar.
"Begitu pula setiap duduk satu jam, maka harus bergerak ke toilet atau ambil minum dan aktivitas lain, berjalan selama 10 menit," paparnya.
Olahraga
Selain itu, rutin berolahraga juga sangat disarankan agar jantung tetap sehat dan terhindar dari komplikasi yang rentan menyerang, seperti stroke hingga serangan jantung. Olahraga yang direkomendasikan saat ini yaitu yang jauh dari kerumunan dan intensutas ringan hingga sedang.
“Olahraga yang dianjurkan saat ini adalah 3,5 hingga 7 jam per minggu, yaitu dengan 7 kali per minggu masing-masing 30 hingga 60 menit,” ujar Antonia lagi.
Hindari bobot berlebih
Bobot yang berlebih memicu peredaran darah di tubuh menjadi terhambat. Dituturkan Antonia, lemak yang menumpuk di perut termasuk dalam kategori minyak jenuh atau tak baik untuk tubuh.
Untuk itu, disarankan tetap menjalani pola hidup sehat dengan asupan tinggi serat dan batasi gula,garam, dan lemak. “Lingkar pinggang kalau laki-laki harus kurang dari 90 cm sedangkan perempuan kurang dari 80 cm.," tegasnya.
Obat
Pengobatan kombinasi Olmesartan dan Rosuvastatin bertujuan untuk menangani hipertensi dan dislipidemia. Saat tablet dikonsumsi,obat akan melepaskan Rosuvastatin terlebih dahulu kemudian Olmesartan dalam jangka waktu 30 menit.
Efek dan tingkat keamanan pengobatan ini juga telahterbukti. Hal ini berkat penerapan teknologi yang mampu mengatur pelepasan kandungan obat sehingga penyerapannya di dalam tubuh dapat dioptimalkan tanpa adanya interaksi antar kandungan.
"Daewoong Pharmaceutical telah mengembangkan pengobatan kombinasi untuk merawat pasien yang menderita hipertensi, penyebab kematian no.1 di seluruh dunia, dan dislipidemia,"ujar Product Manager, Daewoong Pharmaceutical, Son Chan seok.